GOLD PRICE IS IN YOUR HAND!!

Unduh gratis aplikasi pemantau harga emas kami, untuk pengguna BlackBerry klik http://www.salmadinar.com/ota dan pengguna Android klik http://www.salmadinar.com/android langsung dari device Anda

24hr Gold Dinar Chart

24hr Gold Dinar Chart

Jumat, 27 Februari 2009

Dinar dan Dirham Islam

By : Muhaimin Iqbal (Presiden Geraidinar)

Banyak orang mengira bahwa Dinar Iraq dan lain sebagainya adalah sama dengan Dinar Islam. Maka perlu saya buat penjelasan yang sangat jelas bahwa Dinar Iraq dan sejenisnya adalah tidak sama dan bukan Dinar Islam. Dinar Iraq adalah uang kertas biasa, sedangkan Dinar Islam adalah uang emas 22 karat 4.25 gram.

Lebih jauh agar kita mengenal Dinar Islam ini lebih dekat, berikut saya petikkan uraian dari buku saya (Mengembalikan Kemakmuran Islam Dengan Dinar dan Dirham) yang menjelaskan detil tentang Dinar Islam.

Islamic Dinar and DirhamUang dalam berbagai bentuknya sebagai alat tukar perdagangan telah dikenal ribuan tahun yang lalu seperti dalam sejarah Mesir kuno sekitar 4000 SM – 2000 SM. Dalam bentuknya yang lebih standar uang emas dan perak diperkenalkan oleh Julius Caesar dari Romawi sekitar tahun 46 SM. Julius Caesar ini pula yang memperkenalkan standar konversi dari uang emas ke uang perak dan sebaliknya dengan perbandingan 12 : 1 untuk perak terhadap emas. Standar Julius Caesar ini berlaku di belahan dunia Eropa selama sekitar 1250 tahun yaitu sampai tahun 1204.

Di belahan dunia lainnya di Dunia Islam, uang emas dan perak yang dikenal dengan Dinar dan Dirham juga digunakan sejak awal Islam baik untuk kegiatan muamalah maupun ibadah seperti zakat dan diyat sampai berakhirnya Kekhalifahan Usmaniah Turki tahun 1924.

Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW, ”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah” (HR. Abu Daud).

Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.

Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.

Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .

Sampai pertengahan abad ke 13 baik di negeri Islam maupun di negeri non Islam sejarah menunjukan bahwa mata uang emas yang relatif standar tersebut secara luas digunakan. Hal ini tidak mengherankan karena sejak awal perkembangannya-pun kaum muslimin banyak melakukan perjalanan perdagangan ke negeri yang jauh. Keaneka ragaman mata uang di Eropa kemudian dimulai ketika Republik Florence di Italy pada tahun 1252 mencetak uangnya sendiri yang disebut emas Florin, kemudian diikuti oleh Republik Venesia dengan uangnya yang disebut Ducat.

Pada akhir abad ke 13 tersebut Islam mulai merambah Eropa dengan berdirinya kekalifahan Usmaniyah dan tonggak sejarahnya tercapai pada tahun 1453 ketika Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstantinopel dan terjadilah penyatuan dari seluruh kekuasan Kekhalifahan Usmaniyah.

Selama tujuh abad dari abad ke 13 sampai awal abad 20, Dinar dan Dirham adalah mata uang yang paling luas digunakan. Penggunaan Dinar dan Dirham meliputi seluruh wilayah kekuasaan Usmaniyah yang meliputi tiga benua yaitu Eropa bagian selatan dan timur, Afrika bagian utara dan sebagian Asia.

Pada puncak kejayaannya kekuasaan Usmaniyah pada abad 16 dan 17 membentang mulai dari Selat Gibraltar di bagian barat (pada tahun 1553 mencapai pantai Atlantik di Afrika Utara ) sampai sebagian kepulauan nusantara di bagian timur, kemudian dari sebagian Austria, Slovakia dan Ukraine dibagian utara sampai Sudan dan Yemen di bagian selatan. Apabila ditambah dengan masa kejayaan Islam sebelumnya yaitu mulai dari awal kenabian Rasululullah SAW (610) maka secara keseluruhan Dinar dan Dirham adalah mata uang modern yang dipakai paling lama (14 abad) dalam sejarah manusia.

Selain emas dan perak, baik di negeri Islam maupun non Islam juga dikenal uang logam yang dibuat dari tembaga atau perunggu. Dalam fiqih Islam, uang emas dan perak dikenal sebagai alat tukar yang hakiki (thaman haqiqi atau thaman khalqi) sedangkan uang dari tembaga atau perunggu dikenal sebagai fulus dan menjadi alat tukar berdasar kesepakatan atau thaman istilahi. Dari sisi sifatnya yang tidak memiliki nilai intrinsik sebesar nilai tukarnya, fulus ini lebih dekat kepada sifat uang kertas yang kita kenal sampai sekarang .

Dinar dan Dirham memang sudah ada sejak sebelum Islam lahir, karena Dinar (Dinarium) sudah dipakai di Romawi sebelumnya dan Dirham sudah dipakai di Persia. Kita ketahui bahwa apa-apa yang ada sebelum Islam namun setelah turunnya Islam tidak dilarang atau bahkan juga digunakan oleh Rasulullah SAW– maka hal itu menjadi ketetapan (Taqrir) Rasulullah SAW yang berarti menjadi bagian dari ajaran Islam itu sendiri, Dinar dan Dirham masuk kategori ini.

Islamic Dinar & Dirham Produced by Logam Mulia Indonesia - With The Weight & Purity Certification By KAN (Indonesia) an LBMA (UK -London) Di Indonesia di masa ini, Dinar dan Dirham hanya diproduksi oleh Logam Mulia - PT. Aneka Tambang TBK. Saat ini Logam Mulia-lah yang secara teknologi dan penguasaan bahan mampu memproduksi Dinar dan Dirham dengan Kadar dan Berat sesuai dengan Standar Dinar dan Dirham di masa awal-awal Islam.

Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association (LBMA).

Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang.

Seluruh Dinar dan Dirham yang diperkenalkan & dipasarkan oleh Gerai Dinar adalah produksi langsung dari Logam Mulia - PT. Aneka Tambang, Tbk..

Rabu, 25 Februari 2009

syair kecil untuk Nama Besar


Kusadari diriku berbalut dosa-dosa kepadamu
Kuakui diriku lemah dihadapan Mu
Banyak sudah nikmat yang terberi dari Mu tak terlihat oleh ku
Masih sudi kah Engkau mendengar permohonanku
Memohan bantuan Mu dengan menyebut Nama-Nama Indah Mu

Ya Allah Ya Allah Ya Allah

Ya Allah Maha Pengasih kasihilah kami
Ya Allah Maha Penyayang sayangilah kami
Ya Allah Yang Maha Suci sucikanlah kami
Ya Allah Maha Pelindung lindungilah kami
Ya Allah Maha Pengampun ampuni dosa-dosa kami

Berat rasanya meminta pada Mu
Namun hanya diri Mu yang berhak diminta
Malu meminta pun tertutup karena indahnya Nama-Nama Mu

Wahai pemberi rezeki berikan kepada kami rezeki yang halal
Wahai Yang Maha Kaya berikan kami kekayaan ilmu agar lebih dekat kepada Mu
Wahai Yang Maha Menetapkan tetapkan kami di jalan Kekasih Mu Muhammad
Wahai Yang Maha Halus haluskan hati kami agar dapat menerima hidayah Mu

Kusadari lebih banyak permintaanku berbanding usahaku untuk mendekatimu
Namun besarnya kasih sayang Mu meyakinkan ku Untuk tetap berdoa pada Mu
Dengan menyebut Nama Nama Indah Mu

Ya Allah Yang Maha Melihat dan Maha Mendengar
Wujudkan permohonan kami yang menurut Mu layak bagi kami
Ya Allah Yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk umatnya
Ajari kami untuk menerima semua pemberian Mu dengan ikhlas
Karena dibalik doa kami ini sangatlah sedikit pengetahuan kami mengenai yang terbaik untuk kami

Ya Allah Ya Allah Ya Allah

Kamis, 19 Februari 2009

Manipulasi Uang Kertas


Rasulullah SAW bersabda :
“Akan datang masanya ketika tidak ada yang tertinggal yang bisa dimanfaatkan kecuali dinar & dirham” (HR Ahmad)
Sebelum krisis moneter terjadi harga telur ayam di Jakarta adalah Rp 2.000/kg namun beberapa bulan setelah rupiah terhadap dollar merosot seperempatnya (dari Rp 2.000 menjadi Rp 9.000 per USD), harga telur menjadi Rp 7.500/kg dan pada awal 2005, harga telur Rp 8.000/kg maka selama kurun 8 tahun, nilai rupiah telah turun sebesar 75%.
Jadi jika kita memiliki Rp 100.000 pada th 1997 kita bisa membeli 50 kg telur, pada tahun 2005 uang yang sama hanya bisa untuk membeli 12,5 kg telur saja
Apa yang sebenarnya terjadi terhadap uang kertas yang kita miliki ?...
Untuk menjawab hal tersebut dibawah ini saya jelaskan sedikit hal yang terkait dengan sejarah uang kertas :
.Uang kertas dimulai penggunaannya baru saja, seiring tumbangnya kekhalifahan Turki Ustmani pada tahun 1924.
.Pada awalnya, uang kertas digunakan sebagai SURAT JANJI TUKAR yang mewakili UANG EMAS dan PERAK
.Dengan MUSLIHAT BARAT/KAUM LIBERAL/KAPITALIS, uang kertas berubah menjadi SURAT JANJI KOSONG yang TIDAK BERNILAI, yakni berdasar Instruksi Presiden Nixon 15 Agustus 1971 à Semenjak itu, keuangan dunia sepenuhnya berbasis pada bunga atau riba yang diharamkan oleh Al-Quran
.Nilai uang kertas sesungguhnya adalah NILAI KERTAS + BIAYA CETAK (nilai intrinsik), jauh lebih rendah dari nilai ekstrinsiknya
.Kita DIPAKSA mengakui nilai uang kertas oleh Pemerintah / Bank Sentral dengan STEMPEL NILAI (ekstrinsik) pada uang kertas tersebut
Untuk menandingi kezaliman uang kertas maka Dinar dirham bangkit kembali
.18 Agustus 1991 lahir fatwa yang mengharamkan uang kertas
.1992, di Granada, Spanyol, Shaykh Abdalqadir As-Sufi & Umar Ibrahim Vadillo mencetak kembali dinar dan dirham dan berlaku di Eropa
.Awal 2000, Dinar & Dirham dicetak oleh Unit Logam Mulia – PT Antam, Tbk., dan diedarkan juga di Afrika Selatan, Malaysia, Amerika, Inggris dan Indonesia sendiri
.Pada Agustus 2003, Malaysia mencetak dan mengedarkan sendiri dinar emas
.Bank Islam Dubai mengawali untuk mengedarkan dinar & dirham dalam pasar terbuka valuta asing
.Secara perlahan, ketergantungan kita pada US Dollar dan valuta asing lainnya sesungguhnya telah dapat dikurangi
.Saat ini dinar sudah menjadi platform investasi idola bagi masyarakat yang telah menyadarinya
Dinar & Dirham : Tetap Nilainya Sepanjang Zaman
.Dalam kaidah Islam, “uang” atau alat tukar seharusnya adalah sebuah benda / komoditas yang dianggap memiliki nilai nyata dan diakui bersama (kurma, besi, tembaga, dll)
.Dinar & Dirham dikenal bahkan mulai jaman pra Islam (Solidus / Dinarium à Romawi, Dirham à Persia)
.Satu Dinar selalu sama nilainya dengan Seekor Kambing : ”Ali bin Abdullah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Syahib bin Gharqadah menceritakan kepada kami, ia berkata : saya mendengar penduduk bercerita tentang ’Urwah, bahwa Nabi S.A.W memberikan uang satu Dinar kepadanya agar dibelikan seekor kambing untuk beliau; lalu dengan uang tersebut ia membeli dua ekor kambing, kemudian ia jual satu ekor dengan harga satu Dinar. Ia pulang membawa satu Dinar dan satu ekor kambing. Nabi S.A.W. mendoakannya dengan keberkatan dalam jual belinya. Seandainya ‘Urwah membeli tanahpun, ia pasti beruntung” (H.R.Bukhari)
.Satu Dirham selalu sama nilainya dengan Seekor Ayam
.Khalifah Umar ‘ibn Khattab RA kemudian menetapkan standar Dinar dan Dirham, berlaku tetap dan sama di seluruh dunia s.d saat ini
Emas sebagai nilai intrinsik dinar
.Ketika terjadi krisis peso Meksiko, 1995, nilai emas disana naik 107% dalam waktu 3 bulan
.Ketika krisis rupiah pada 1997, nilai emas di Indonesia melonjak 375% dalam kurun 7 bulan
.Ketika rubel krisis di Rusia, 1998, nilai emas di Rusia naik 307% dalam waktu delapan bulan
.Jumlah emas sudah diatur oleh Allah sedemikian rupa sehingga secara memadai memenu. kebutuhan manusia tetapi tidak pernah berlebihan.
.Ketersediaan emas di seluruh dunia yang terakumulasi sejak pertama kalinya manusia menggunakannya sampai sekarang diperkirakan hanya berkisar 130,000 ton sampai 150,000 ton.
Peningkatannya pertahun hanya berkisar antara 1.5% - 2.0 %. Ini cukup namun tidak berlebihan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang di seluruh dunia jumlah penduduknya tumbuh sekitar 1.2% per tahun.
Dibawah ini merupakan Keuntungan berinvestasi dengan platform dinar semoga anda lebih memiliki wawasan yang baik untuk beralih ke dinar
.Dapat digunakan untuk menabung maupun investasi. Tidak ada bentuk tabungan atau investasi yang lebih baik dari Dinar maupun Dirham.
.Tabungan haji dalam bentuk Dinar turun 15 – 20% setiap tahunnya
.Apresiasi nilainya stabil di atas 25% per tahun
.Halal dan sesuai syar’i
.100% secara fisik (intrinsik) adalah emas dan perak, tidak akan terpengaruh oleh nilai tukar yang naik turun dan tidak mengalami depresiasi
.Universal currency – diterima secara universal
.Mekanisme persentase jual-belinya standar (0 s.d 2,5% per transaksi), sehingga tidak ada kekhawatiran membeli terlalu mahal atau menjual terlalu murah.
.Dapat digunakan langsung untuk muamalah : membayar zakat, diyat, mahar dan kurban
.Graphic performance yang selalu menguat dibanding dengan uang kertas manapun yang anda dapat lihat dalam blog ini
Tujuan beralih ke dinar dan dirham
.Jangka Pendek : menyelamatkan segera harta kita dari terus turunnya nilai uang, jika kita menyimpan dalam bentuk uang kertas
.Jangka Menengah : untuk mendapatkan manfaat dari tetapnya nilai Dinar dan Dirham (= turunnya nilai uang kertas) dan menjadikannya alat transaksi sehari-hari
.Jangka Panjang : sebagai syiar untuk mengembalikan sistem ekonomi jahiliyah kembali sistem ekonomi Islam yang seimbang dan memakmurkan
“Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.” (QS Ar-Rahmann 7-9)
Semoga Manfaat
-Wass-

Selasa, 17 Februari 2009

Pelangi Teladan Amal


Sudah pada nonton, atau lebih dulu membaca, Laskar Pelangi ? Mudah-mudahan Anda setuju, bahwa setelah menonton film ini – tanpa bermaksud promosi – jiwa kita tiba-tiba menemukan mata air penyejuknya. Asyik kita memperhatikan aneka tingkah polah anak-anak yang lucu dan tulus, tanpa terasa kita belajar lagi makna keikhlasan, budi pekerti dan kekuatan semangat serta kebersamaan.
Kita menyaksikan pertemuan dari bakat dan kesungguhan anak-anak dusun dengan ketulusan dan pengorbanan pembimbingnya telah melahirkan keagungan budi pekerti yang luar biasa.
Seandainya kita disuguhi pilihan 5 film berkualitas yang menginspirasi seperti ini, ditambah film santai dan populer namun tetap sarat makna kebaikan, maka kita bisa bertepuk tangan melihat film-film dengan tema percintaan anak muda, seks murahan dan horor menyingkir dari bioskop-bioskop.
Seandainya kita disuguhi 10 film berkualitas lainnya lagi yang muncul simultan dan terus menerus, maka kita bisa mengucap selamat tinggal kepada film Hollywood yang secara pelan dan sistematis mengajarkan doktrin penyembahan terhadap harta dan berhala, heroisme mengada-ada dan meracuni gaya Terminator, Rambo, Rocky ataupun James Bond.
Ah, tapi kita kan tidak sedang meresensi film Laskar Pelangi itu. Lebih banyak ahlinya, dan pula telah ramai dipuji dengan banyak cara.
Mari kita melihat ”warna-warni pelangi” para sahabat Rasulullah, yang dengan mudahnya telah membuat sejarah awal Islam terajut kuat dengan indahnya. Masing-masing kepribadian yang cemerlang karena tumbuh dari akar karakter yang kuat dan murni. Mereka mewarnai yang lain, mengajarkan yang lain, demikian pula sebaliknya.
*
Salman Al-Farisi yang diangkat sebagai Gubernur Persia oleh Umar ibn Khattab tak pernah meninggalkan keahliannya menganyam meskipun telah menjabat. Gajinya sebagai gubernur selalu masuk Baitul Maal untuk kepentingan masyarakat. Dengan modal 1 Dirham ia menganyam untuk dijual seharga 3 Dirham. Hasil penjualan itu dibagi 3 : 1 Dirham untuk kebutuhan sehari itu, 1 Dirham untuk modal esok hari, dan 1 Dirham untuk bershadaqah. Begitu simpel hidupnya. Dan rakyat Persia terperangah.
**
Di keping mata uang perjuangan Islam, Muhajirin dan Anshar mencetak peran agung di masing-masing sisinya. Terperangah kota Qadisiyah menyaksikan 2 pasukan ini menyeberangi sungai yang membatasi mereka dengan kamp pasukan Persia. Bangsa Arab yang ”tak kenal air” ini menjadi begitu berani, saling bergandeng tangan, berangkulan membelah Eufrat yang deras.
Ceritanya belum usai. Rombongan besar itu tiba-tiba berhenti di tengah arus yang ganas dan semuanya membungkuk meraba-raba ke dalam riak. ”KANTONG AIRKU !! KANTONG AIRKU JATUH !”, seru salah satu anggota pasukan kaum muslimin yang kantong airnya jatuh. Hal itu membuat puluhan ribu tangan seketika mengaduk-aduk Eufrat untuk mencarinya.
Panglima Persia tercenung, dengan pedang terhunus, tenggorokannya tercekat. Hanya karena sekantong air semua pasukan mengaduk-aduk sungai raksasa. ”Lalu bagaimana kalau salah satu dari mereka terbunuh ?”
***
Alangkah besar ambisi Umar ibn Khattab untuk mengungguli ’rivalnya’ : Abu Bakar Ash Shiddiq dalam hal amal dan pengorbanan. Seorang tua pernah menolak jaminan kebutuhan darinya dengan mengatakan ”SUDAH ADA YANG MENJAMIN KEBUTUHANKU...”. Dalam pengintaian Umar keesokan harinya, ia lihat sosok kurus Abu Bakar mengendap memikul karung berisi hajat hidup si nenek.
Dalam perang Tabuk, seruan jihad harta disambut Umar dengan segera. Saat Rasulullah bertanya berapa yang ia tinggalkan untuk keluarga, Umar mengatakan ”SEBANYAK YANG AKU SERAHKAN PADA ALLAH & RASULNYA”
Tapi betap ia tercenung saat pertanyaan yang sama diajukan kepada ’rivalnya’. Abu Bakar menjawab ”CUKUPLAH ALLAH DAN RASULNYA YANG AKU TINGGALKAN UNTUK KELUARGAKU”.
Kita harus tersenyum, karena mereka telah menjadi contoh tentang urgensi sebuah kompetisi dalam amal dan pengorbanan, bahkan tentang PERLUNYA SEBUAH IRI HATI.
Semoga manfaat
-Wass-

Sabtu, 14 Februari 2009

Investasi Dinar, Lantakan atau Perhiasan ?......


Ketiga-tiganya tentu memiliki kesamaan karena bahannya memang sama. Kesamaan tersebut terletak pada keunggulan investasi tiga bentuk emas ini yaitu semuanya memiliki nilai nyata (tangible), senilai benda fisiknya (intrinsik) dan nilai yang melekat/bawaan pada benda itu (innate). Ketiga keunggulan nilai ini tidak dimiliki oleh investasi bentuk lain seperti saham, surat berharga dan uang kertas.

Default value (nilai asal) dari investasi emas tinggi – kalau tidak ada campur tangan berbagai pihak dengan kepentingannya sendiri-sendiri otomatis nilai emas akan kembali ke nilai yang sesungguhnya – yang memang tinggi.

Sebaliknya default value (nilai) uang kertas, saham, surat berharga mendekati nol , karena kalau ada kegagalan dari pihak yang mengeluarkannya untuk menunaikan kewajibannya –uang kertas, saham dan surat berharga menjadi hanya senilai kayu bakar.

Nah sekarang sama-sama investasi emas, mana yang kita pilih ? Koin Emas, Emas Lantakan atau Perhiasan ? Disini saya berikan perbandingannya saja yang semoga objektif sehingga pembaca bisa memilih sendiri - Agar keputusan Anda tidak terpengaruh oleh pendapat saya – karena kalau pendapat saya tentu ke Dinar karena inilah yang saya masyarakatkan.

DINAR
Kelebihan Dinar :
1. Memiliki sifat unit account ; mudah dijumlahkan dan dibagi. Kalau kita punya 100 Dinar – hari ini mau kita pakai 5 Dinar maka tinggal dilepas yang 5 Dinar dan di simpan yang 95 Dinar.
2. Sangat liquid untuk diperjual belikan karena kemudahan dibagi dan dijumlahkan di atas.
3. Memiliki nilai da’wah tinggi karena sosialisasi Dinar akan mendorong sosialisasi syariat Islam itu sendiri. Nishab Zakat misalnya ditentukan dengan Dinar atau Dirham - umat akan sulit menghitung zakat dengan benar apabila tidak mengetahui Dinar dan Dirham ini.
4. Nilai jual kembali tinggi, mengikuti perkembangan harga emas internasional; hanya dengan dikurangkan biaya administrasi dan penjualan sekitar 4% dari harga pasar. Jadi kalau sepanjang tahun lalu Dinar mengalami kenaikan 31 %, maka setelah dipotong biaya 4 % tersebut hasil investasi kita masih sekitar 27%.
5. Mudah diperjual belikan sesama pengguna karena tidak ada kendala model dan ukuran.

Kelemahan Dinar :
1. Di Indonesia masih dianggap perhiasan, penjual terkena PPN 10% (Sesuai KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83/KMK.03/2002 bisa diperhitungkan secara netto antara pajak keluaran dan pajak masukan toko emas maka yang harus dibayar ‘toko emas’ penjual Dinar adalah 2%).
2. Ongkos cetak masih relatif tinggi yaitu berkisar antara 3% - 5 % dari nilai barang tergantung dari jumlah pesanan.
EMAS LANTAKAN
Kelebihan Emas Lantakan :
1. Tidak terkena PPN
2. Apabila yang kita beli dalam unit 1 kiloan – tidak terkena biaya cetak.
3. Nilai jual kembali tinggi.

Kelemahan Emas Lantakan :
1. Tidak fleksibel; kalau kita simpan emas 1 kg, kemudian kita butuhkan 10 gram untuk keperluan tunai – tidak mudah untuk dipotong. Artinya harus dijual dahulu yang 1 kg, digunakan sebagian tunai – sebagian dibelikan lagi dalam unit yang lebih kecil – maka akan ada kehilangan biaya penjualan/adiminstrasi yang beberapa kali.
2. Kalau yang kita simpan unit kecil seperti unit 1 gram, 5 gram, 10 gram – maka biaya cetaknya akan cukup tinggi.
3. Tidak mudah diperjual belikan sesama pengguna karena adanya kendala ukuran. Pengguna yang butuh 100 gram, dia tidak akan tertarik membeli dari pengguna lain yang mempunyai kumpulan 10 gram-an. Pengguna yang akan menjual 100 gram tidak bisa menjual ke dua orang yang masing-masing butuh 50 gram dst.

EMAS PERHIASAN
Kelebihan Emas Perhiasan :
1. Selain untuk investasi, dapat digunakan untuk keperluan lain – dipakai sebagai perhiasan.

Kelemahan Perhaiasn :
1. Biaya produksi tinggi (sekitar 10% dari harga emasnya itu sendiri)
2. Terkena PPN
3. Tidak mudah diperjual belikan sesama pengguna karena kendala model dan ukuran.

Dari perbandingan-perbandingan tersebut, kita bisa memilih sendiri bentuk investasi emas yang mana yang paling tepat untuk kita.
Semoga Manfaat
Wallahu A'lam.

Sabtu, 07 Februari 2009

In the name of THE FED, IN DOLLAR We Trust


“Some people think the Federal Reserve Banks are the United States government’s institutions. They are not. They are private credit monopolies which prey upon the people of the United States for the benefit of themselves and their foreign swindlers”

(Sebagaian orang mengira The Fed adalah institusi pemerintah AS. Mereka keliru. Mereka hanyalah institusi swasta yang memegang monopoli kredit yang menerkam rakyat Amerika untuk keuntungan diri mereka sendiri dan penipu yang menjadi rekanan mereka) *) Louis T. McFadden, Chairman of the Committee on Banking and Currency, 1932

Siapa yang bisa memaksakan kertas dihargai senilai emas?
Siapa yang bisa menulis cek kosong tanpa pernah dikomplain ?
Tak lain adalah The Federal Reserve System atau disingkat Federal Reserve, atau lebih pendek lagi The Fed.

Di bawah payung The Federal Reserve Act, 1913, The Fed lah yang berhak menerbitkan dan mencetak Dollar. Bukan Departemen Keuangan (U.S. Treasury). Inilah keanehannya.*)

Jadi pembaca sekalian, ketahuilah bahwa kepentingan keuangan global, eksploitasi dan dominasi ekonomi yang lemah oleh yang ‘punya Dollar’, penjajahan ekonomi, krisis finansial, di dunia ini dikendalikan oleh sekolompok orang saja. Sekelompok orang yang motifnya materialisme dan duniawi semata.

Ini yang kemudian menjadi kesadaran kolektif, bahwa dunia ini sebetulnya telah dikuasai sepenuhnya oleh zionis sejak lama. Ya, sejak The Fed lahir pada tahun 1913. Mengapa ?

Karena semenjak itu The Fed bercokol di Amerika, dan Dollar kemudian menjadi mata uang Amerika dan dijadikan patokan nilai mata uang lain. Dari situ kemudian terjadilah penjajahan demi penjajahan ekonomi.

Lalu siapa yang membidani dan menjadi sponsor utama The Fed ? The Fed dilahirkan saat pemerintahan Presiden Woodrow Wilson oleh seorang bernama Paul Moritz Warburg, imigran dari Hamburg.

Anda benar, ia adalah seorang Yahudi. Bahkan rumah salah satu saudaranya di New York City, Felix Warburg, sampai sekarang tetap berdiri sebagai museum Yahudi.**)

Alan Greenspan, pensiunan pimpinan The Fed yang lengser pada 2006 pun, adalah Yahudi yang pandai dan ‘taat’. Ia menjabatnya semenjak masa Ronald Reagan pada 1987.

Meskipun di bukunya “Abad Prahara”***) sarat dengan propaganda tentang kebenaran sistem yang dibangun dan dilestarikan Amerika (melalui the Fed yang ia pimpin), upaya maksimal mereka dalam menyelamatkan Amerika dari krisis pasca 9/11, namun terdapat beberapa pengakuan yang ‘melegakan’ kita, misalnya bahwa Amerika memang “the true terrorist” ketika menginvasi Irak, dimana ia sebutkan : “saya sedih karena tidak enak rasanya secara politik mengakui apa yang diketahui semua orang : perang Irak sebagian besar adalah soal minyak”

Yang lebih mengejutkan lagi, di pendahuluan halaman 10, ia menyebutkan bahwa alat tukar yang kita kembali galakkan saat ini, yaitu Dinar (dan Dirham), meski disana dia sebut sebagai “sistem barter”, adalah alat tukar fisik yang dapat kita duga mereka persepsikan, dapat mengancam sistem ekonomi AS.

Jadi, makin kita yakini bahwa penggunaan alat tukar yang syar’i yakni Dinar dan Dirham adalah salah satu pilar kebangkitan ekonomi Islam yang adil dan mensejahterakan. Dan sangat maklum, karena memang uang kertas yang kita gunakan saat ini adalah salah satu dari tiga pilar Satanic finance, di luar riba dan ketentuan cadangan di bank. *)

Dan sesungguhnya Islam tidak mengenal uang kertas dari semula. Mata uang yang yang ada di dalam sejarah Islam adalah emas dan perak. Uang kertas yang ada sekarang bukanlah produk peradaban Islam. Karena itu, wajar apabila terjadi krisis di mana-mana. Uang kertas sekarang adalah “Legal Tender”, yaitu janji pemerintah (otoritas keuangan di sebuah negara, bisa Central Bank / representasi The Fed di tiap negara) yang menganggap bahwa kertas itu adalah uang. Jika suatu saat hukum menyatakan itu bukan uang, yang tertinggal hanyalah tumpukan kertas berwarna yang tidak bernilai apa-apa.****)

Sedangkan dinar emas ? Ia dijamin oleh Allah SWT, yang Maha Menggenggam Alam Semesta, ketersediaan dan ketetapan nilainya. Ia tidak bisa diintervensi, siapapun regulatornya.

Maka amankan asset kita itu, mulai sekarang, di kantong-kantong dan pundi-pundi kekayaan umat Islam.

Karena uang kertas telah mulai makin tua dan tak lagi sakti. Ia dhaif. Ia tak sanggup dijamin nilainya oleh makhluk yang sama dhaifnya, yaitu manusia tempat salah dan alpa.

Allahua’lam

*) Satanic Finance - True Conspiracies, A. Riawan Amin, Celestial Publishing, 2007
**) http://www.israel-times.com/finance/2005/08/paul-moritz-warburg-founder-of-the-federal-reserve-banking-system-997/
***) Abad Prahara – Ramalan Kehancuran Ekonomi Dunia Abad ke-21, Alan Greenspan, Gramedia Pustaka Utama, 2008
****) Ekonomi Islam – Suatu Kajian Kontemporer, Ir. H. Adiwarman A. Karim, S.E., M.B.A., M.A.E.P., Gema Insani Press, 2001

Rabu, 04 Februari 2009

Dinar Emas di Tengah Ancaman Deflasi dan Tingginya Inflasi


Written by Muhaimin Iqbal
Thursday, 29 January 2009 06:42

Ketika krisis melanda Indonesia tahun 1998, saat itu saya adalah salah satu korbannya. Sebagai direksi di sebuah perusahaan publik, saya punya investasi di saham dan juga deposito. Deposito Rupiah yang saya kumpulin dari jerih payah bertahun-tahun nilainya terpangkas menjadi tinggal seperempatnya hanya dalam beberapa bulan krisis.

Investasi saham lebih buruk lagi, karena selain nilainya dalam Rupiah anjlog. Rupiahnya sendiri tinggal seperempat dari Rupiah sebelum krisis. Pukulan bertubi-tubi selama krisis ini menghanguskan sebagian besar dari investasi yang saya bangun sejak awal karir.

Alhamdulillah saya bersyukur dengan pertolongan Allah dimudahkan untuk memahami fenomena finansial yang ada di sekitar kita, sehingga ketika krisis ini berulang sepuluh tahun kemudian (2008) – saya tidak perlu menjadi korban lagi.

Sesungguhnya tidaklah sulit untuk memahami apa yang terjadi dengan system keuangan yang berbasis uang kertas ini, data-datanya tersebar di berbagai sumber yang dapat dipercaya. Grafik diatas misalnya, saya ambil dan olah datanya dari Pacific Exchange Services dan Kitco.

Apa yang bisa kita lihat dari grafik diatas sesungguhnya ?. Dari statistik yang ada – tataran ilmu manusia – menyatakan bahwa US Dollar pasti jatuh - karena sepuluh tahun terakhir sudah menukik tajam. Kalau diibaratkan pesawat terbang dengan ketinggian 100% (Januari 2000), saat ini ketinggian tersebut tinggal 32% saja.

Mata uang kertas lain tentu tidak jauh berbeda, apalagi Rupiah yang mempunyai kecenderungan lebih buruk dibandingkan US Dollar – saat ini ketinggiannya tinggal 21% saja dibandingkan dengan ketinggan Januari 2000 – lihat tulisan saya tanggal 24 Januari 2009 lalu untuk ini.

Dengan apa kita mengukur ini semua ?, dengan ‘uang riil ‘ yng memiliki daya beli tetap yaitu Emas atau Dinar (yang disebut Dinar adalah emas juga dengan berat 4.25 gr, kadar 22 karat). Kita hanya bisa mengetahui daya beli suatu mata uang naik atau turun apabila ada pembandingnya yang baku sepanjang zaman, salah satu pembanding baku inilah emas dan Dinar itu.

twenty centuryDalam sejarah mata uang kertas, ternyata mata uang kertas ini hnya mengalami kenaikan daya beli yang cukup berarti apabila ada depresi yang sangat parah. Sejarah US$ sepanjang abad lalu misalnya, hanya mengalami kenaikan daya beli yang berarti ketika terjadi the great depression 1930-an. Di Jaman zaman yang relatif normal, uang kertas terus mengalami penurunan nilai.

Lantas crash semacam apakah yang perlu kita antisipasi kedepan ?. Para analis berbeda pendapat dalam hal ini.

Bagi yang memperkirakan bahwa credit collapse di seluruh dunia akan berlanjut, maka ancaman deflasi yang perlu di waspadai. Dalam situasi deflasi, likwiditas adalah raja. Kita bisa saja kaya dengan asset riil, kalau likwiditas kita lemah – maka bisa jadi kita terjebak dalam kesulitan yang nyata.

Mengantisipasi deflasi dapat dilakukan dengan menjaga likwiditas kita, namun kalau kita menjaganya dengan likwiditas uang kertas – bila yang terjadi ternyata bukan deflasi tetapi inflasi – maka kita justru akan terjebak di problem berikutnya.

Bila yang terjadi adalah inflasi yang terlalu tinggi, atau perubahan dari tahapan deflasi ke inflasi yang terlalu cepat – maka likwiditas uang kertas kita bisa mendadak kehilangan nilainya.

Jadi apa solusi kita ?. Dinar atau Emas jawabannya.

Dinar atau emas adalah asset riil yang selalu mudah untuk dijual menjadi cash di masa deflasi sekalipun; dan tidak perlu mengalami penurunan nilai /daya beli di kala inflasi tidak terkendali.

Keunggulan emas ini bahkan juga diakui oleh para praktisi investasi dunia seperti pernyataan Morgan Stanley yang disiarkan CNBC dua hari lalu : "Gold looks to be the investment area that provides significant upside under the inflation-rebound scenario and relative resilience in the deflation scenario, gold should be one of the best hedges for investors".

Jadi siap menghadapi financial crash landing berikutnya ? siapkan Dinar sebagai parasut dan pelampung Anda. Wallahu A’lam.

Minggu, 01 Februari 2009

Investasi yang Tak Akan Pernah Merugi


Berbicara tentang Dinar Islam, mau tak mau kita akan membicarakan pula berbagai jenis investasi yang lain. Dan berbagai tulisan, baik di blog salmadinar ini dan geraidinar.com, maupun bentuk tulisan di buku-buku dan artikel di surat kabar yang telah menunjukkan bahwa investasi dalam bentuk Dinar Islam / Dinar Emas jauh lebih menguntungkan dan mengandung kepastian lebih tinggi dibanding bentuk investasi yang lain yang “lahir belakangan” semisal : properti (tanah dan bangunan), saham, reksadana, valuta asing, maupun dinar xxxx (sebuah negara di teluk).

Dalam jangka pendek, kita sepakat untuk memandang bahwa emas / Dinar Islam adalah salah satu bentuk investasi. Dalam jangka panjang, kita sama mencita-citakan Dinar Islam yang telah dimiliki dalam jumlah cukup lumayan oleh umat muslim akan menjadi alat tukar (baca tulisan sebelumnya : Awal Proyek Besar Penyelamatan Kekayaan Umat), dan menjadi komoditas yang berfungsi lengkap, yaitu sebagai media tukar / transaksi, penyimpan nilai, dan satuan penakar.

Sementara ada investasi lain yang lebih menguntungkan yaitu bisnis / perdagangan yang barakah. Lebih detail tentang ini ada di banyak tulisan di geraidinar.com, salah satunya.
Namun, jangan dilupakan, sebagai makhluk beriman, ada investasi lain yang peringkatnya diatas semua itu. Baik dari sisi return / hasil (return-nya tak terbatas dan kekal) maupun kemudahan (ladangnya sangat luas, dimanapun dan kapanpun).
Itulah infaq dan perdagangan di jalan Allah, dalam bentuk shadaqah dan seluruh amal jariyah lainnya.

Pertama : Mengapa return-nya tak terbatas ? Karena Allah yang menjanjikan tersedianya balasan yang berlipat. Seperti Allah jelaskan melalui firman-Nya di QS Al-Baqarah 261 : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir tumbuh seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Suatu hari, Fatimah binti Rasulullah Saw. memohon kepada suaminya, Ali bin Abi Thalib, untuk membelikannya sebuah apel. Karena tak punya uang, Ali pun bekerja lebih dahulu. Uang gajinya bekerja seharian dibelikan sebuah apel. Dalam perjalanan pulang, ada seorang peminta-minta yang memohon kepada Ali agar apel itu diberikan kepadanya, karena sudah berhari-hari ia tak makan sama sekali. Tanpa pikir panjang, Ali memberikan apel itu. Sesampai di rumah, Fatimah menyambut Ali dengan ucapan, “Manis sekali apelnya, ini ada tujuh buah apel dikirim oleh Salman al-Faritsi.” Ali berkata, “Harusnya itu ada sepuluh apel, mana lagi yang tiga buahnya?” Dari balik pintu, Salman al-Faritsi menyahut, “Ya, Ali, ini yang tiga buah apel lagi ada di saya....”

Kedua : Dan mengapa kita sebut begitu mudah ? Karena Allah sediakan berbagai bentuk saluran dan objek yang bisa kita pilih sendiri, tentu setelah dengan ilmu yang Allah karuniakan, kita bisa menentukan prioritasnya. Harta bisa kita investasikan ke ketersediaan suplai pangan dan obat-obatan untuk muslim di Gaza, banjir di berbagai lokasi di nusantara, lembaga pendidikan Islam yang sering putus nafas di tengah bulan karena kurang dana dari donatur, tetangga kita yang kurang pengetahuan dan modal untuk buka usaha, atau yayasan yatim piatu di sekitar kita yang minim fasilitas karena tidak ada yang memperhatikan.

Hadis dari Abu Musa R.A. bekata bahwa Nabi SAW bersabda, "Tiap Muslim wajib bersedekah." Sahabat bertanya, "Jika tidak dapat?" Nabi menjawab, "Bekerjalah dengan tangannya yang berguna bagi dirinya dan ia dapat bersedekah." Sahabat bertanya lagi, "Jika tidak dapat," jawab Nabi, "Membantu orang yang sangat membutuhkan." Sahabat bertanya lagi, "Jika tidak dapat?" Jawab Nabi, "Menganjurkan kebaikan." Sahabat bertanya lagi, "Jika tidak dapat?" Nabi menjawab, "Menahan diri dari kejahatan, maka itu sedekah untuk dirinya sendiri."

Allahua’lam bisshawab.