GOLD PRICE IS IN YOUR HAND!!

Unduh gratis aplikasi pemantau harga emas kami, untuk pengguna BlackBerry klik http://www.salmadinar.com/ota dan pengguna Android klik http://www.salmadinar.com/android langsung dari device Anda

24hr Gold Dinar Chart

24hr Gold Dinar Chart

Senin, 23 Maret 2009

Leadership ?..?



Assalamualaikum

Belakangan ini dapat kita perhatikan melalui beberapa media betapa sibuknya para pemimpin kita dalam bekerja baik itu pembantu presiden, wakil presiden bahkan presidennya sendiri, semua bekerja keras dalam kampanye untuk merebut hati masyarakat agar memilih partai yang mengusung mereka.

Lucunya lagi dalam kampanye mereka yang notabene satu perahu dalam pemerintahan menunjukan persaingan yang tidak sehat dimana ada pihak yang menyatakan bahwa keberhasilan yang dicapai saat ini adalah jerih payah mereka sedangkan yang lain mengatakan bahwa apa yang dialami oleh bangsa ini belum dapat dikatakan sebagai keberhasilan.

Bahkan kini sangat terasa setelah salah satu partai merendahkan partai yang berkoalisi dengannya menyebabkan pemimpin kita seperti mengarah kedua arah yang berbeda dan sulit untuk dipersatukan kembali.

Apakah dampak dari situasi yang terjadi saat ini, ya tentunya rakyat lagi yang akan merasakannya.Rakyat yang tanpa disadari menggaji mereka semua melalui pajaknya.
Seperti kita ketahui bersama saat ini kondisi ekonomi kita sedang menghadapi cobaan yang tidak ringan, oleh karena itu kami semua berharap agar pemerintah melakukan stimulus ekonomi yang akan digunakan untuk mengerakan sektor riil tentunya.Dan nampaknya pemerintah melalui Menteri Keuangan sekaligus Menko Perekonomian Sri Mulyani memang telah berencana untuk melakukan program stimulus ini yang diharapkan dapat kembali menyemarakan perekonomian Indonesia.

Namun keadaan yang mulai memanas antara pemimpin kita inilah yang membuat program stimulus ini terhambat, Karena bagaimana bisa jika kebijakan yang akan diambil pemerintah tidak didukung oleh parlemen untuk pengesahannya.

Saat ini terlihat jelas pemerintah kurang mendapat dukungan mutlak dari salah satu teman partai koalisinya yang memiliki dominasi paling besar di parlemen dan sudah mengambil ancang-ancang untuk bersatu dengan partai yang sedang beroposisi dengan pemerintah saat ini.Jadi keputusan yang dulunya dengan mudahnya disahkan menjadi kebijakan bersama tentunya akan mendapatkan resistensi yang besar dalam implementasinya.

Hal ini jugalah yang menjadi perhatian ibu menteri yang mengutarakan bahwa di tengah kondisi krisis ekonomi saat ini, stimulus ekonomi menjadi suatu hal yang amat penting. Namun pengucuran stimulus ekonomi harus mendapat persetujuan dari DPR. Inilah yang menjadi tantangan bagi pemerintah karena tak bisa dipisahkan dari dimensi politik.

Menurut saya dimensi politik yang dimaksud adalah dimensi politik yang telah diciptakan oleh para pemimpin sendiri dengan sikap mementingkan diri dan golongan yang berbuntut pada suasana konstelasi politik yang kurang kondusif saat ini dan membuat salah satu solusi ekonomi bagi rakyat tertunda.

*So para pemimpin letakkanlah kepentingan rakyat diatas kepentingan golongan apalagi kepentingan dirimu sendiri, karena semua yang anda lakukan akan dimintai pertanggungjawaban disaat diri ini tak lagi dapat mendebatnya dan yang terlihat hanya hitam dan putih dihadapan Yang Maha Pengenggam Alam Semesta*

Semoga manfaat
Wass
-dirhamsyah-

The Gold Rush


Assalamualaikum

Seperti kita ketahui bersama pada tahun 1897 saat terjadinya Resesi besar dan krisis perbankan di Amerika Serikat yang bertepatan dengan penemuan emas di sungai Klondike telah memicu demam emas terbesar yang pernah kita semua saksikan.Dan kini pada tahun 2009 hal yang serupa kembali terjadi dihadapan kita.

Ya benar pada resesi dan krisis perbankan 2009 ini telah memberikan dampak yang sangat significant dalam investasi emas pada level yang sangat mencengangkan, pergerakan yang terjadi secara global ini mengakibatkan terdorongnya harga emas kedalam rekor tertingginya.

Berdasarkan data gold price bahwa perakhir Oktober sampai sekarang harga emas naik sampai 30 persen dan dalam waktu yang sama World stock index turun hampir 20 persen yang diikuti turunnya semua indeks saham di seluruh dunia.Hal inilah yang memicu para investment dunia memburu emas yang merupakan asset stabil dan aman untuk harta mereka dan cara mereka untuk mendefersivikasi portfolio investasinya (cari aman kedalam bentuk investasi yang adil) jauh dari resiko kemunduran aset yang mereka takuti akan terjadi.

Namun saat ini hal yang sangat unik telah terjadi, dimana pertumbuhan massif terhadap permintaan emas secara global terjadi melalui investor retail terutama Eropa dan North America yang mana hal ini tidaklah popular sebelumnya bagi mereka dibandingkan dengan kebudayaan timur dan negera berkembang.

Hal inilah yang dapat memberikan pelajaran bagi kita semua bahwa saat global market yang riba ini terguncang dan saat para investor dunia takut akan hilangnya modal mereka ketimbang mendapatkan untung dari modal tersebut kemanakah mereka mencari solusi ?......

Ke emas tentunya, yang oleh para pendahulu kita telah dijadikan ukuran adil dalam perekonomian yang islami dan dari dulu sampai sekarang memiliki jumlah keberadaan yang sama dengan pertumbuhan penduduk yang ada didunia ini dan uniknya dinar islam dengan barokahnya dari dulu sampai sekarang mampu untuk membeli satu ekor kambing.

Oleh karena itu doakanlah kami diberikan kemudahan oleh Yang Maha Memberikan Kemudahan dalam usaha memberikan solusi yang tepat dan membuka keran-keran ekonomi islam kepada masyarakat luas sehingga tercipta sistem yang adil untuk seluruh umat tentunya.

Amien

“Jika warna itu hitam dan kalian inginkan menjadi putih maka warnailah”

Semoga manfaat
Wass
-dirhamsyah-

Rahasia Do’a Mengatasi Hutang



written by : Ihsan Tandjung

Abu Said Al-Khudhri radhiyallahu ’anhu bertutur: “Pada suatu hari Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam masuk masjid. Tiba-tiba ada seorang sahabat bernama Abu Umamah radhiyallahu ’anhu sedang duduk di sana. Beliau bertanya: ”Wahai Abu Umamah, kenapa aku melihat kau sedang duduk di luar waktu sholat?” Ia menjawab: ”Aku bingung memikirkan hutangku, wahai Rasulullah.” Beliau bertanya: ”Maukah aku ajarkan kepadamu sebuah do’a yang apabila kau baca maka Allah ta’aala akan menghilangkan kebingunganmu dan melunasi hutangmu?” Ia menjawab: ”Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda,”Jika kau berada di waktu pagi maupun sore hari, bacalah do’a:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

”Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.” Kata Abu Umamah radhiyallahu ’anhu: ”Setelah membaca do’a tersebut, Allah berkenan menghilangkan kebingunganku dan membayarkan lunas hutangku.” (HR Abu Dawud 4/353)

Doa ampuh yang diajarkan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam kepada Abu Umamah radhiyallahu ’anhu merupakan doa untuk mengatasi problem hutang berkepanjangan. Di dalam doa tersebut terdapat beberapa permohonan agar Allah ta’aala lindungi seseorang dari beberapa masalah dalam hidupnya. Dan segenap masalah tersebut ternyata sangat berkorelasi dengan keadaan seseorang yang sedang dililit hutang.

Pertama, ”Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih.” Orang yang sedang berhutang biasanya mudah menjadi bingung dan tenggelam dalam kesedihan. Sebab keadaan dirinya yang berhutang itu sangat potensial menjadikannya hidup dalam ketidakpastian alias bingung dan menjadikannya tidak gembira alias berseduih hati.

Kedua, ”Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas.” Biasanya orang yang berhutang akan cenderung menjadi lemah. Dan biasanya orang yang malas dan tidak kreatif dalam menjalani perjuangan hidup cenderung mudah berfikir untuk menacari pinjaman alias berutangketika sedikit saja menghadapi rintangan dalam hidup. Sedangkan orang yang rajin cenderung tidak berfikir untuk berhutang selagi ia masih punya ide solusi selain berhutang dalam hidupnya. Orang rajin bahkan akan menolak bilamana memperoleh tawaran pinjaman uang karena ia anggap itu sebagai suatu beban yang merepotkan.

Ketiga, ”Aku berlindung kepada Engkau dari sifat pengecut dan kikir.” Biasanya orang yang terlilit hutang menjadi orang yang diliputi rasa takut. Ia cenderung menjadi pengecut. Jauh dari sifat pemberani. Mentalnya jatuh dan tidak mudah memiliki kemantapan batin. Dan orang yang berhutang mudah menjadi kikir jauh dari sifat demawan. Bila kotak amal atau sedekah melintas di depannya ia akan membiarkannya berlalu Hal ini karena ia menggunakan logika ”Bagaimana aku bisa bersedekah, sedangkan hutangku saja belum lunas.”

Keempat, ”Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.” Doa bagian akhir mengandung inti permohonan seorang yang terlilit hutang. Ia serahkan harapannya sepenuhnya kepada Allah ta’aala Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji agar menuntaskan problem hutang yang berkepanjangan membebani hidupnya. Di samping itu ia memohon agar dirinya dilindungi Allah ta’aala dari kesewenang-wenangan manusia. Kesewenangan dimaksud terutama yang bersumber dari fihak yang berpiutang. Sebab tidak jarang ditemukan bahwa fihak yang berpiutang lantas bertindak zalim kepada yang berhutang. Ia merasa telah menanam jasa dengan meminjamkan uang kepada yang berhutang. Lalu ia merasa berhak untuk berbuat sekehendaknya kepada yang berhutang apalagi jika yang berhutang menunjukkan gejala tidak sanggup melunasi hutangnya dengan segera.

Itulah sebabnya dunia modern dewasa ini banyak diwarnai oleh berbagai tindak kezaliman. Sebab dalam era dunia modern manusia sangat mudah berhutang. Dalam kebanyakan transaksi manusia dianjurkan untuk terlibat dalam hutang alias transaksi yang tidak tunai. Sedikit sedikit kredit. Apalagi skema pelunasan hutangnya melibatkan praktek riba yang termasuk dosa besar. Islam adalah ajaran yang menganjurkan manusia untuk membiasakan diri bertransaksi secara tunai. Ini bukan berarti Islam mengharamkan berhutang. Hanya saja Islam memandang bahwa berhutang merupakan suatu pilihan yang bukan ideal dan utama. Itulah sebabnya ayat terpanjang di dalam Al-Qur’an ialah ayat mengenai berhutang, yaitu surah Al-Baqarah ayat 282.

Suatu ketika Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ’anhu didatangi anaknya yang hendak meminjam uang. Lalu ia berkata kepadanya ”Nak, aku tidak punya uang.” Lantas anaknya mengusulkan agar ayahnya pinjamkan dari Baitul Maal (Simpanan Kekayaan Negara). Maka Umar-pun menulis memo kepada pemegang kunci Biatul Maal yang isinya: ”Wahai bendahara, tolong keluarkan sekian dinar dari Baitul Maal untuk aku pinjamkan ke anakku. Nanti biar aku cicil dengan potong gajiku tiga bulan ke depan.”

Maka memo tersebut dibawa oleh anaknya dan diserahkan kepada bendahara. Tidak berapa lama iapun kembali menemui ayahnya dengan wajah murung. ”Ayah, aku tidak menerima apa-apa dari bendahara kecuali secarik kertas ini untuk disampaikan kepadamu.” Maka Umar menyuruh anaknya membacakan isi memo balasan itu. Isinya ”Wahai Amirul Mu’minin Umar bin Khattab, bagiku sangatlah mudah untuk mengeluarkan sekian dinar dari Baitul Maal untuk engkau pinjam. Namun aku minta syarat terlebih dahulu darimu. Aku minta agar engkau memberi jaminan kepadaku bahwa tiga bulan ke depan Amirul Mu’minin Umar bin Khattab masih hidup di dunia untuk melunasi hutang tersebut.” Maka Umar langsung beristighfar dan menyuruh anaknya pulang...!

Semoga manfaat
Wass

Kamis, 19 Maret 2009

Solusi membakar api


Ternyata benar juga dugaan saya terkait langkah yang kurang tepat yang akan diambil oleh Federal Reserves,s dalam usaha perjuangan menyelamatkan perekonomian AS khususnya dan dunia pada umumnya.

Langkah yang salah ini bisa kita beri julukan “gerakan membakar api” ya bagaimana tidak apinya akan makin besar tentunya.Situasinya adalah federal reserves akan memompakan dana US$1 triliun untuk dibelikan surat utang pemerintah sebesar US$ 300 miliar dan juga The Fed membeli surat berharga berbasis hipotek atau mortgage securities hingga US$ 750 miliar.

“Gerakan membakar api” ini langsung mendapat tanggapan pasar yang luar biasa, namun sayangnya bukan tanggapan positif melainkan keraguan pasar terhadap keberhasilan langkah penyelamatan ini yang berbuntut pada tanggapan negatif.

Dan hebatnya lagi semua itu berasal bukan dari ekstrernal AS melainkan internal pasar mereka.Tak lama setelah pengumuman langkah penyelamatan ini dilakukan saham sektor perbankan dan juga sektor financial anjlok pada perdagangan saham Wall Street kamis kemarin yang diwarnai dengan profit taking investor terhadap saham sektor financial yang mengindikasikan bahwa mereka ragu terhadap langkah pemuluhan ekonomi yang akan ditempuh oleh Bank Sentralnya sendiri.

Joe Balestrino,manager portfolio Federated Investors Inc mengatakan bahwa program injeksi uang baru the feds ini tidak akan cukup untuk memberikan dukungan bagi pasar saham AS karena pasar saham berada pada lingkungan yang lemah dan tak ada yang dapat bertahan lama saat ini.

Dan faktanya adalah perdagangan kamis 19 maret 2009 ditandai dengan indeks Dow Jones yang ditutup melemah 85,78 poin, Indeks Standard & Poor’s 500 melemah 10,31 poin dan Nasdaq turun ke level 1.483,48, dan saham sektor finansial terkemuka seperti JPMorgan turun 8 persen serta Citigroup anjlok 15,6%.Ya hal inilah yang akan sering terjadi dalam sistem ekonomi ribawi dimana kebijakan yang salah dari pemerintah dapat memicu profit taking ala ribawi juga bagi pihak investor, yang akhirnya mengarah pada kehancuran ekonomi yang akan dirasakan oleh rakyat banyak yang bahkan tidak tahu mengenai hal tersebut dan hanya sibuk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari saja.

Di sisi lain apa yang anda dapat lihat terhadap aset yang memiliki nilai intrinsic yang sesuai dengan nilai ekstrinsiknya terhadap keputusan yang diambil pihak AS, seperti anda lihat perkembangan harga emas pada umumnya dan dinar islam khususnya pada website ini aset real tersebut meningkat tajam dalam menanggapi keputusan keliru yang diambil oleh pihak AS tersebut.

Semoga Manfaat
“tinggalkan keraguan dan raihlah kepastian”
-dirhamsyah-

Rabu, 18 Maret 2009

Bad decision


Bad Decision number one :

Hari ini Bank Sentral AS atau yang kita kenal dengan federal reserve dengan tegas menyatakan akan memompakan tambahan dana sekitar US$ 1 triliun ke perekonomian AS dengan tujuan untuk mengangkat perekonomian AS yang berada di jurang resesi.

Bad decission for Mr.Obama, ini sama saja membuat lobang yang lebih dalam akan kehancuran perekonomian AS yang tentunya akan berdampak bagi semua pihak yang masih terlibat kedalam sistem ekonomi liberal yang ribawi ini.

Menurut mereka Dana yang akan dikucurkan tersebut sebagian akan dibelikan surat utang pemerintah AS yaitu sebesar US$ 300 miliar dan juga The Fed berencana meningkatkan pembelian surat berharga berbasis hipotek atau mortgage securities hingga US$ 750 miliar.

Kalau begini caranya berarti Mr.Obama sama saja dengan mencoba menyembuhkan perekonomian AS yang berawal karena mandeknya kasus kredit dan berbuntut akan turunnya aset palsu berupa saham dengan coba menyuburkan kembali penyebab tersebut.

Bad decision number two :

Anda tentunya masih ingat dengan krisis mendalam yang dialami American International Group (AIG), sangkin mendalam krisis yang dihadapi maka pemerintah AS sepakat untuk mengeluarkan Dana bailout yang berasal dari pajak yang dibayarkan warga AS.

Raksasa asuransi itu secara total telah menerima dana talangan dari pemerintah AS hingga US$ 180 miliar. Bailout terbesar dalam sejarah itu diberikan agar perusahaan tersebut tidak bangkrut layaknya Lehman Brothers. Karena kebangkrutan AIG dipandang bisa memberi kondisi yang lebih parah pada krisis finansial saat ini.

Namun apa yang terjadi, dana-dana talangan atau bailout yang bertujuan untuk kembali menyemarakan pasar asuransi nasional maupun internasional dan notabene diambil dari kewajiban pajak para rakyatnya malah digunakan untuk pembayaran kontrak credit default swaps (CDS) ke perusahaan-perusahaan asing, yakni perbankan dan lembaga keuangan yang tidak dimiliki Amerika Serikat (AS) jadi uangnya rakyat ya lari ke luar AS.

Dibawah ini adalah 10 lembaga keuangan yang menerima dana talangan pemerintah AS terbesar melalui AIG, seperti saya kutip dari Reuters:

1. Goldman Sachs Group US$ 12,9 Miliar
2. Societe Generale US$ 11,9 Miliar
3. Deutsche Bank US$ 11,8 Miliar
4. Barclays PLC US$ 8,5 Miliar
5. Merrill Lynch US$ 6,8 Miliar
6. Bank of America Corp US$ 5,2 Miliar
7. UBS AG US$ 5 Miliar
8. BNP Paribas SA US$ 4,9 Miliar
9. HSBC Holdings PLC US$ 3,5 Miliar
10. Dresdner US$ 2,6 Miliar.

Yang lebih parah lagi adalah sebagian dari dana bailout telah digunakan oleh American International Group (AIG) untuk pemberian bonus kepada para pejabat American International Group (AIG) yaitu sebesar US$ 165 juta.Bangkrut kok malah bagi-bagi bonus?..Ya beginilah jika ekonomi sudah berpihak kepada kaum yang kuat bikin sengsara kaum lemah eh malah diberi bonus asik juga ya.

So Mr.Obama
Ambilah keputusan yang tepat dalam mengatasi krisis ekonomi yang sedang terjadi karena mau tidak mau dampaknya dapat dirasakan oleh semua pihak yang masih terjebak dalam sistem ekonomi liberal yang saat ini tidak memiliki tolak ukur yang adil

Semoga manfaat
"Sayangi ibumu untuk kemudahan hidupmu"
-dirhamsyah-

Kamis, 12 Maret 2009

Perbankan oh Perbankan


Beberapa hari lalu saya bertemu rekan bisnis untuk membicarakan solusi terkait infrastruktur IT dan sistem terkait penerapan Bassel II di Indonesia.Dalam kesempatan ini saya ingin berbagi sedikit cerita menarik bagi sahabat semua.Bagi yang belum tahu apa itu bassel II sedikit akan saya jelaskan mengenai apa dan tujuannya.

Basel II merupakan sebuah rekomendasi hukum dan ketentuan perbankan kedua, sebagai penyempurnaan Basel I, yang diterbitkan oleh Komite Basel. Rekomendasi ini ditujukan untuk menciptakan suatu standar internasional yang dapat digunakan regulator perbankan yaitu BI untuk kasus Indonesia dalam membuat ketentuan berapa banyak modal yang harus disisihkan sebuah bank sebagai perlindungan terhadap risiko keuangan dan operasional yang mungkin dihadapi bank tersebut menghadapi perkembangan ekonomi.

Tentu saja BI sebagai regulator sangat mendukung standar internasional seperti ini yang dapat membantu melindungi sistem keuangan internasional terhadap masalah yang mungkin timbul sewaktu runtuhnya bank-bank utama atau serangkaian bank.
Namun sesuai dugaan saya para bangkir segera memberikan resistensi yang tinggi terhadap implementasi sistem ini.Loh kok lucu ya menolak sebuah sistem internasional yang akan memberikan dampak positif bagi banknya sendiri yaitu lebih transparansi dan kuat dalam modal untuk menghadapi resiko yang dihadapinya karena praktik pemberian kredit dan investasi yang dilakukannya.

Oh ternyata jika Bassel II ini jadi diterapkan di Indonesia maka salah satu segi positifnya adalah BI sebagai regulator akan lebih optimal dalam mengetahui dan menilai sehat tidaknya suatu bank melalui laporan data yang lebih detail dan berstandar internasional.Namun di sisi lain semua bank akan lebih mudah terlihat kondisi keuangan sesungguhnya, nah inilah yang mengkhawatirkan para bangkir yang ingin menunda Implementasi Bassel II tersebut.Mereka takut kondisi bank mereka dapat diketahui dengan mudahnya oleh BI sebagai regulator.

Cerita menariknya adalah saat pertemuan tersebut teman saya bercerita mengenai kondisi pelaporan aset sebuah bank yang sedang ditanganinya.Kebetulan teman saya ini memiliki akses data kedalam bank tersebut terkait pekerjaan yang sedang ia lakukan di Indonesia, lalu ia coba melihat perkembangan 2 kredit yang ia lakukan terhadap rumah dan kendaraan yang saat ini sedang berjalan.Namun apa yang terjadi adalah dilaporan aset tersebut ia menemukan bahwa dirinya dilaporkan tidak hanya melakukan 2 kredit namun 8 kredit dengan 6 kredit yang tidak pernah ia lakukan.

Lalu mengapa sebuah bank melakukan hal ini, seperti kita ketahui kredit yang kita lakukan akan menjadi laporan aset positif bagi sebuah bank nah laporan aset yang seperti inilah yang nantinya tidak dapat lagi dilakukan oleh bank-bank nakal tersebut jika Bassel II jadi terimplementasi.Bayangkan jika ini terjadi terus-menerus dan dengan kuantitas dan kualitas yang besar dan dilakukan oleh banyak bank maka disinilah salah satu pemicu terjadinya bubble economic dimana sulitnya kita mengukur kondisi perbankan kita sesungguhnya.

Semoga manfaat

“Bacalah bumi ini maka ia akan berikan informasi yang dapat menjaga anda dari ketidak tahuan”
Life is Love maka luluhkan jangan patahkan

-dirhamsyah-

Selasa, 10 Maret 2009

AGUS VS IMRAN


Assalammualaikum
Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan ilustrasi mengenai 2 anak muda yang memiliki dana lebih dan mulai mencoba berinvestasi dengan solusi investasi yang ada saat ini

Agus yang bulan lalu ketiban rejeki dari bapaknya sebesar Rp.20.000.000,- tanpa berpikir panjang langsung mendepositokan seluruh uangnya dengan ilustrasi sebagai berikut :

Nominal deposito Agus = Rp20.000.000,00
Suku bunga yang berlaku = 5,75% per tahun (suku bunga yang berlaku saat ini di bank pilihan Agus)
Jangka waktu penempatan = 1 bulan
Pajak atas bunga = 20% diberlakukan jika total saldo lebih dari Rp7.500.000,00
Nominal bunga yang diterima pada bulan ini, jumlah hari yang mengendap selama satu bulan adalah sebesar:
• Sebelum pajak = Rp91.369,86
• Setelah pajak = Rp73.095,89
Dalam satu bulan ini nilai aset yang dimiliki agus menjadi sebesar Rp.20.000.000,- + Rp.73.095,89,- = Rp.20.073.095,89,-

Sedangkan Imran memilih investasi berbasis dinar untuk menjaga hasil jerih payahnya selama ini yang berjumlah sama yaitu sebesar Rp.20.000.000,- dengan ilustrasi sebagai berikut :

Nominal Uang Imran = Rp20.000.000,00
Satu bulan lalu ia membeli dinar diharga Rp.1.425.500,-/dinar
Dengan jumlah nominal uangnya ia berhasil membeli dan menyimpan 14 dinar dan 43.000 rupiah
Saat ilustrasi ini saya tulis harga beli salmadinar.com untuk dinar imran adalah Rp.1.465.421/dinar
Dalam satu bulan ini nilai aset yang dimiliki imran menjadi sebesar (14 x Rp.1.465.421,-) yaitu Rp.20.515.894 + Rp.43.000,- = Rp.20.515.937,-

Kesimpulan :
Dengan deposito Agus berhasil menaikan nilai asetnya sebesar Rp.73.095,89,- dalam satu bulan
Sedangkan Imran berhasil menaikan nilai asetnya sebesar Rp.515.937,- dalam waktu yang sama

Silahkan memilih……
Semoga ilustrasi ini dapat memberikan informasi kepada anda dalam menentukan platform investasi yang tepat untuk penyelamatan aset umat

Wass

Kamis, 05 Maret 2009

Kemana Menghilangnya Likwiditas Uang Kertas ?..



Written by : Muhaimin Iqbal

Ini adalah pertanyaan awam yang muncul hampir di seluruh dunia sekarang menyangkut banyaknya bank-bank dan lembaga keuangan besar yang berjatuhan. Bank-bank dan lembaga keuangan tersebut berjatuhan rata-rata adalah karena kesulitan likwiditas.

Mengapa kesulitan likwiditas ini berlaku serentak ? bukankah namanya likwiditas seharusnya menyerupi sifat air (liquid = cairan ) yaitu kalau tidak ada di suatu tempat (bank) mestinya mengalir ketempat (bank) lain ?, kenapa krisis likwiditas selalu serentak/bersamaan...?.

Logika awamnya memang demikian, tetapi bukan logika awam ini yang berlaku di dunia perbankan dan keuangan global.

Mayoritas likwiditas dunia perbankan adalah bukan dari uang seperti yang kita kenal uang kertas dan uang logam , tetapi dari uang bank yang dihasilkan melalui suatu proses penciptaan uang (money creation) nan canggih dalam sebuah system perbankan yang disebut Fractional Reserve Banking.

Berikut illustrasinya :

Asumsikan Anda punya uang Rp 1 Milyar dan Anda taruh di Bank A, maka sebagai contoh di Indonesia Bank A hanya wajib mencadangkan 5%-nya atau Rp 50 juta. Selebihnya Rp 950 juta oleh Bank A dapat dipinjamkan ke Bank B. Karena bank B juga hanya wajib mencadangkan 5%-nya atau Rp 47.5 juta, maka dari uang pinjaman tersebut bank B dapat meminjamkan lagi ke Bank C sebesar 95%nya tau Rp 902.5 juta. Bank C kemudian meminjamkannya lagi ke Bank D, D ke E dst-dst.

Secara teoritis uang yang tadinya hanya Rp 1 Milyar melalui Fractional Reserve Banking dengan minimum reserve 5 % berpotensi menghasilkan likwiditas berupa uang bank yang besarnya 20 kali lipat atau Rp 20 Milyar.

Dampak sebaliknya juga terjadi, bila Rp 1 Milyar uang Anda tersebut Anda tarik dari Bank A – maka seluruh system perbankan berpotensi kehilangan likwiditas bukan hanya Rp 1 Milyar melainkan Rp 20 Milyar uang bank yang tercipta melalui system perbankan yang ‘brilliant’ yang disebut Fractional Reserve Banking tersebut !.

Bayangkan kalau banyak orang yang mempunyai uang seperti Anda menarik uangnya rame-rame dari perbankan, pastilah bank yang sekuat apapun akan collapse.

Jadi yang terjadi dalam krisis likwiditas global sekarang bukan karena likwiditas mengalir dari satu tempat ke tempat lain – seperti mengalirnya air, melainkan likwiditas yang tadinya memang tidak ada atau hanya ‘semu’ kembali menjadi tidak ada.

Selama system perbankan mengadopsi system Fractional Reserve Banking maka kebangkrutan satu bank akan selalu menyeret seluruh industri perbankan. Atas alasan ini negara-negara di dunia selalu mati-matian menyelamatkan Bank yang lagi bermasalah, karena kalau tidak diselamatkan dampak yang lebih buruk akan terjadi.

Inilah bedanya system keuangan perbankan ribawi dengan system Dinar. Dalam system keuangan ribawi – perbankan selalu menjadi awal musibah atau penyebab dalam setiap krisis; ingat krisis di Indonesia 97/98 dan juga krisis di Amerika saat ini.

Sebaliknya dalam sejarah keuangan berbasis Dinar, Sharf (tempat penukaran uang Dinar di zaman kekhalifahan) sering bertindak menyelamatkan negara dengan memberi pinjaman pada negara pada saat negara mengalami krisis keuangan karena perang dlsb.

Kalau sekarang saya tawarkan system Dinar untuk mengatasi krisis keuangan global yang sedang terjadi....maka para ekonom yang canggih-canggih akan mentertawakan saya; tetapi karena solusi ribawi yang mereka cari just not exist ... maka hanya waktu-lah yang akan membuktikan bahwa ketika kepepet tidak ada solusi lain – manusia akan selalu kembali ke solusi yang fitrah.

Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar. (QS 31:32).

Senin, 02 Maret 2009

Dinar dan Harga Kambing



Written by Muhaimin Iqbal

Sudah lama saya tidak mengurusi harga kambing, terakhir ngurusi ketika menjadi ketua DKM di Masjid komplek dan ikut memantau harga-harga kambing yang ditawarkan supplier. Saat itu (2002-2003) harga kambing masih dikisaran Rp 500 ribu-an.

Hari-hari ini pedagang kambing mulai ramai menjajakan kambingnya di pinggir-pinggir jalan; saya perhatikan kambing-kambing yang sedang harganya sudah diatas Rp 1 juta-an.

Kok cepat amat ya naiknya ?. Inilah realita daya beli uang kita.

Harga kambing-kambing tersebut sesungguhnya tidak berubah selama 1400 tahun lebih. Di zaman Rasulullah SAW harga kambing pada kisaran 1 Dinar; maka satu Dinar sekarang (Rp 1,215,000 pada saat artikel ini saya tulis) tetap dapat untuk membeli kambing dengan ukuran sedang.

Tidak demikian halnya dengan uang kertas baik itu Rupiah, US$ maupun uang kertas dari negeri manapun – belum ada yang terbukti survive dalam jangka panjang.

Apabila trend kenaikan harga kambing (sama dengan kenaikan harga Dinar) tetap seperti rata-rata trend 40 tahun terakhir yaitu naik 23.30 %/tahun; maka kambing Qurban yang sekarang harganya Rp 1.2 juta; 5 tahun lagi akan menjadi Rp 3.4 juta dan 40 tahun lagi akan menjadi Rp 5.22 Milyar ! Wow nggak masuk akal kah ?.

Lagi-lagi inilah realita uang kita. Gunakan rumus finansial dasar FV=PV*(1+I maka Anda akan ketemu angka-angka tersebut.

Tetap tidak masuk akal membeli seekor kambing seharga Rp 5.22 Milyar ?; Waktu saya berusia 5 tahun tahun harga kambing cuma Rp 1,600 perak. Saat itu (kalau toh saya sudah bisa berpikir) tentu nggak kebayang kalau 40 tahun kemudian harga kambing menjadi Rp 1.2 juta !, tetapi ini sekarang terjadi.

Sebelum harga kambing menjadi Rp 5.22 milyar; sangat banyak yang bisa terjadi terhadap uang fiat kita. Oleh karenanya pemahaman dampak inflasi terhadap daya beli uang kita dalam rentang waktu yang panjang ini perlu kita kuasai agar kita tidak menjadi korban inflasi.

Bapak-bapak kita, kakak-kakak kita yang lebih dahulu memasuki usia pensiun banyak sekali yang sekarang menderita secara finansial – karena mereka menjadi korban inflasi yang tidak pernah mereka sadari – apalagi lagi meng-antisipasi-nya.

Coba perhatikan grafik diatas contohnya. Kalau Anda memiliki saudara tua yang mulai bekerja tahun 60-an; kemudian pensiun tahun 90-an; apa yang terjadi sekarang ?.

Uang pensiun yang dikumpulkan dari jerih payah mereka selama 30-an tahun bekerja; nilainya menjadi sangat tidak berarti karena harga kambingpun sudah naik 720 kali dibandingkan dengan harga kambing pada saat mereka mulai bekerja.

Lantas apakah kita harus rame-rame memindahkan dana pensiun kita pada kambing ? Why not ? .

Tetapi kambing hanyalah representasi asset riil yang memiliki nilai terjaga; selain ke kambing tentu bisa ke asset riil lainnya berupa Dinar Emas, perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan dan berjibun pilihan investasi benda riil lainnya. Produktif dan insyaallah tidak tergerus inflasi. Wallahu A’lam.