GOLD PRICE IS IN YOUR HAND!!

Unduh gratis aplikasi pemantau harga emas kami, untuk pengguna BlackBerry klik http://www.salmadinar.com/ota dan pengguna Android klik http://www.salmadinar.com/android langsung dari device Anda

24hr Gold Dinar Chart

24hr Gold Dinar Chart

Minggu, 26 September 2010

3 DO's & DON'T's DALAM PRAKTEK AWAL EKONOMI ISLAM


Islam mengajarkan agar uang beredar dengan cepat di masyarakat, untuk menjadi darah dari perekonomian sehingga berputar dengan efektif. Tabungan dalam masa awal berdirinya negara Islam Madinah adalah salah satu yang efektif menjadi penggerak ekonomi. Jangan bayangkan tabungan seperti yang kita kenal sekarang.

Rasulullah SAW, dengan tangannya sendiri, mengatur etika ekonomi untuk meruntuhkan hegemoni ekonomi Quraiys dan Yahudi di satu sisi, juga untuk memperlancar pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan.
Beberapa cara yang digunakan untuk mempercepat perputaran uang adalah :
- Mendorong dana tabungan sebagai modal investasi dengan berbagai akad Mudharabah, Musyrakah, Muzara'ah dan Musyakat
- Mendorong 'utang tanpa bunga' (atau qard hasan)
- Infaq dan wakaf

Di sisi lainnya, Rasulullah melarang 3 praktek bisnis ilegal. Praktek-praktek ini dilarang karena menghambat ekonomi sekaligus memperkaya sekelompok orang saja, yaitu :
- KANZ (Penimbunan Uang)
- RIBA
- KALI BI KALI (transaksi dengan cara transaksi terlebih dahulu tapi menunda penyerahan barang yang mendorong terjadi aksi spekulatif)

Dengan 3 DO'S dan 3 DON'T'S itu, ekonomi Islam yang terlihat sederhana di awal berdirinya negeri Islam Madina, mampu membawa peradaban yang maju dan berkembang serta memberikan kesejahteraan pada rakyatnya.

Sederhana karena Islam tak melakukan pemisahan-pemisahan antara sektor finansial dan sektor riil. Adanya praktek manajemen dana masyarakat hanyalah sarana menyiapkan modal agar bisnis dan perdagangan berjalan di tengah masyarakat. Sektor riil dan sektor keuangan menjadi satu kesatuan. Tak boleh ada kebijakan yang membuat mandegnya praktek bisnis di masyarakat, bahkan hingga tingkat individu pun diatur. Anjuran stop penimbunan, dan stop hidup bermewahan itu sistem yang diatur negara.

Ekonomi sederhana, yang dibangun Rasul SAW ini hanya pernah sekali mengalami defisit karena biaya tinggi akibat perang. Itupun segera ditutup dengan hutang, yang kemudian dibayarkan tak sampai setahun kemudian.

Demikian semoga bermanfaat.
Wassalam

Minggu, 12 September 2010

EMAS, PERTAHANAN TERAKHIR KEMAKMURAN BANGSA INI


Written by Endy Junaedy Kurniawan

Masih dalam suasana lebaran, sebelum masuk ke tulisan, ijinkan kami mengucap Taqobbalallahu Minna Wa Minkum.
Semoga Allah terima segala amal ibadah kita selama Ramadhan, dan di Syawwal ini kita menjadi suci lahir dan batin.
___

George A. Maley, seorang eksekutif Freeport-McMoran pada tahun 1996 menuliskan dalam bukunya “Grasberg” bawah gunung tambang emas di Papua memiliki cadangan emas terbesar di dunia. Menurut data tahun 1995, di areal Grasberg saja tersimpan cadangan bijih tembaga sebesarr 40,3 miliar pon dan emas sebesar 52,1 juta ons, dan masih akan terus menguntungkan hingga tahun 2040. Freeport-McMoran Copper & Gold yang menambang emas di Papua di tambang Erstberg (sejak 1967) dan Grasberg (sejak 1988), menambang emas sebanyak minimal 300 ton setiap tahunnya.

Seorang jurnalis CNN section Indonesia pada tahun 1980-an pernah terbang di ketinggian dengan helikopter di atas gunung emas Freeport di Papua dan dia menyatakan kesaksiannya : “Dari ketinggian, gunung tersebut berkilauan ditimpa sinar matahari. Butiran-butiran emas tersebut sangat mudah didapat, berserakan di atas tanah sehingga tak perlu lagi teknologi hebat untuk memisahkannya dengan tanah.”

Forbes Wilson melakukan sebuah penelitian yang kemudian disatukan dalam sebuah buku berjudul “The Conquest of Cooper Mountain” dan menyebut bahwa gunung tersebut sebagai harta karun terbesar yang untuk memperolehnya tidak perlu menyelam lagi karena semua harta karun itu telah terhampar di permukaan tanah. Dari udara, tanah di sekujur gunung tersebut berkilauan ditimpa sinar mentari. Riset Wilson ini juga pernah dikutip oleh Lisa Pease dan dimuat di majalah Probe dengan judul “JFK, Indonesia, CIA and Freeport”. Lima tahun kemudian, harian Kompas memuatnya dengan judul “Freeport McMoran, Soekarno dan rakyat Irian”. (1)
_____

Ada 3 cara halus bagaimana perampokan ekonomi dilakukan ‘bangsa maju’ terhadap ‘bangsa tertinggal’. Ada satu cara kasar (2) dan satu lagi cara ‘pertengahan’.

Tiga cara halus itu diantaranya menarik simpanan suatu negara ke negara lain dengan cara mengiming-imingi keuntungan besar kepada bangsa lemah untuk membeli aset-aset keuangan, seperti bonds (surat utang) dan deposito di negara maju. Cara ini menarik masuk dana ke negara besar sekaligus melemahkan sektor riil di negara berkembang yang menanamkan dananya. Padahal resikonya sama besarnya dengan keuntungannya. Dua cara lain adalah Segniorage dan Pinjaman dengan Bunga. Pinjaman dengan bunga ini mudah sekali dipahami cara kerjanya, karena pada tingkat individu juga kerap terjadi. Hutang tak terbayar karena bunga-berbunga bisa membuat kita melepaskan aset dan jatuh miskin.

Satu cara halus yang telah kita sering bahas adalah Segniorage. Dengan uang kertas yang biaya cetaknya murah, negara tertentu bisa membeli komoditas dan aset dari negeri lain. Segampang itu, tapi banyak bangsa sulit sekali menyadarinya. Penjelasannya begini: sebuah negara akan mengalami potensi kerugian ketika memutuskan untuk mematok uang lokalnya terhadap mata uang asing yang disepakati sebagai acuan, US Dollar misalnya, dan mempersilakan mata uang asing tersebut untuk digunakan dalam transaksi-transaksi domestiknya. Dalam kesepakatannya,, sistem perbankan negara ‘tertinggal’ tidak diperkenankan untuk mengeluarkan/mencetak uang baru kecuali sedikit saja. Namun negara ‘berkuasa’ mengeluarkan uang baru dengan sesuka hatinya. Kemudian dengan uang hampa yang biaya cetaknya 4 cents per lembar itu itu ia membeli aset bangsa ‘tertinggal’ seperti perusahaan lokal, tambang, lahan pertanian dan perkebunan, juga komoditas riil yang dihasilkannya seperti emas, perak, tembaga, alumunium, mangaan, minyak bumi, gas alam, dan lainnya.

Satu cara lain adalah perampokan terang-terangan berupa invasi / perang. Hal yang dialami oleh saudara-saudara kita di Afghanistan dan Irak saat ini. Motif yang sama juga sebetulnya ada di belakang setiap peperangan seperti Perang Dunia I dan II, juga masuknya Portugis dan Spanyol ke Indonesia di tahap awal kemudian oleh VOC pada tahap akhirnya. Motif GOLD, GLORY, GOSPEL itu nafsu mendasar manusia dan terus valid hingga kini.

Lalu ada cara ‘pertengahan’. Halus di awalnya, dengan diplomasi dan lobby-lobby serta kesepakatan tingkat tinggi. Tapi cara eksploitasinya sebetulnya sama saja. Ketika gerbang terbuka, maka penghancuran dan pencurian laksana operasi perang saja. Ketika Amerika melalui “teman dekat dalam negeri”nya menumbangkan Soekarno dan pada tahun 1967, lalu terjadi bagi-bagi kue ‘Mafia Berkeley’ dengan para pengusaha Yahudi di Swiss pada November 1967, sebetulnya sejak itulah digelar karpet merah bagi penguasa asing menjarah bumi Indonesia. Mulai Freeport, seluruh tambang, kekayaan alam dan sektor-sektor strategis dijadikan menu santapan bersama kekuasaan asing.

Di Freeport misalnya, hingga sekarang Amerika tak mau kehilangan sebiji emas pun. Mereka membangun pipa-pipa sepanjang 100 km langsung menuju laut Arafuru, dimana telah menunggu kapal-kapal besar yang akan mengangkut hasil emas dari perut bumi Papua ke Amerika.
_____

Fakta yang terjadi diatas mungkin melampaui jangkauan ikhtiar kita. Ada konspirasi tingkat tinggi yang mungkin hanya Allah yang siapkan cara untuk menumbangkannya. Yang ingin kita pesankan adalah bahwa penguasaan emas, termasuk Dinar adalah upaya kecil tapi strategis untuk mempertahankan kemakmuran individu maupun di level negara. Indonesia adalah negeri kaya dengan cadangan emas terbesar di dunia. Barat dengan ekonomi ribawi seolah ‘menjauhi’ emas. Padahal mereka diam-diam menimbun dan menyandarkan kesejahteraaan ekonomi negaranya kepada simpanan emas. Amerika tercatat memiliki cadangan emas 8.000 ton atau sebesar 78,9% dari cadangan devisanya. Meski ketika krisis lalu terus berkurang, namun jauh lebih besar dari cadangan emas Indonesia - yang merupakan negeri emas ‘Swarnadwipa’ - yakni hanya 4,3% dari cadangan devisanya.

Dengan menguasai emas secara individual, kita telah menjalankan misi mempertahankan kesejahteraan hakiki bangsa ini. Apalagi jika emas simpanan kita gunakan untuk bertransaksi dan modal investasi di sektor riil sehingga kumulasi emas dan kesejahteraan masyarakat membesar dengan cepat.

Note :
Era Muslim Digest edisi 11 yang berjudul “Misteri Besar di Indonesia” sendiri saya anjurkan Anda baca lengkap karena isinya insya Allah bisa membuat 'Big Wow' dan menyingkap konspirasi besar dibalik upaya imperialisme atas negara kita.

1) EraMuslim Digest, Islamic Thematic Handbook, Edisi Koleksi 11, halaman 73 - 76
2) Perampok Bangsa-Bangsa - Mengapa Emas Harus Jadi Mata Uang Internasional, Ahamed Kameel Mydin Meera, Penerbit Mizan, Cetakan Pertama, April 2010, halaman 69 - 77