Salma Dinar adalah distributor Dinar, Dirham dan Emas batangan produksi ANTAM. Hubungi kami & SentraDinar untuk mengikuti PROGRAM KHUSUS CICIL DINAR & EMAS BATANGAN - FLAT RATE, KERJASAMA DENGAN BANK SYARIAH MANDIRI
GOLD PRICE IS IN YOUR HAND!!
Unduh gratis aplikasi pemantau harga emas kami, untuk pengguna BlackBerry klik http://www.salmadinar.com/ota dan pengguna Android klik http://www.salmadinar.com/android langsung dari device Anda
24hr Gold Dinar Chart
Minggu, 11 Oktober 2009
Investasi Emas, Investasi Anti Krisis
Jakarta - Emas, selain sebagai perhiasan rupanya bisa dijadikan instrumen investasi yang dapat bertahan pada situasi dan kondisi apapun, termasuk pada saat krisis.
Hal ini disampaikan CEO Managing Partner Vibiznews Alfred Pakasi dalam Seminar Investasi Properti dan Emas di Hotel Ciputra, Jakarta, minggu (10/10/2009).
Menurut Alfred, investasi dengan emas memiliki beberapa keuntungan. Pertama, emas memiliki likuiditas yang sangat mudah. Banyak toko yang menjual dan membeli emas di mana-mana.
"Kini, emas bisa dianggap sebagai mata uang. Semua mata uang di dunia mempunyai emas sebagai back up," ujar Alfred.
Kedua, harga emas akan selalu naik sehingga bisa menjadi pilihan saat krisis. Bahkan saat perang, inflasi tinggi, dan gejolak finansial. Selain itu, terdapat aspek fundamental dalam emas. Alfred menambahkan emas memiliki 2 cara keuntungan, baik saat harga emas sedang naik maupun saat turun. Emas juga memiliki manfaat jangka panjang dan jangka pendek.
Saat harga naik, masyarakat bisa menjual emasnya tetapi saat harga emas turun, masyarakat bisa kembali membeli emas. Hal ini merupakan manfaat jangka pendek investasi emas.
Namun, jika masyarakat ingin invesatasi emas secara jangka panjang, emas bisa dibeli saat harga turun kemudian disimpan saja sampai berpuluh-puluh tahun. Hal ini tetap mendatangkan keuntungan karena harga emas akan selalu naik.
"Manfaatkan 2 ways opportunity, untuk long term kita buy and hold, untuk short term kita jual saat koreksi. Jadi, selalu untung," tegas Alfred.
Saat ini harga emas sedang tinggi karena harga per troy ounce emas mencapai angka di atas Rp 1000. Fenomena harga emas di Indonesia sempat mencapai harga paling tinggi pada Maret 2008 yang mencapai level Rp 311.300 per gram.
Hal ini dicapai atas dolar menguat hingga Rp 12.000. Pada 8 Oktober 2009 ini, harga emas mencapai Rp 317 ribu karena rupiah menguat tetapi harga per troy ounce emas tinggi. Pada jangka panjang, Alfred yakin harga per troy ounce emas bisa mencapai US 1250 sehingga harga jualnya kembali naik.
Meski demikian, emas juga bukan bebas risiko. Alfred menyatakan, investasi dengan emas juga memiliki potensi kerugian. Hal ini karena kurangnya pengetahuan tentang pasar emas.
Kita tidak bisa membaca peluang kapan waktu yang tepat untuk menjual dan membeli. Oleh karena itu, perlunya mencari tahu informasi terbaru mengenai pasar emas dan rekomendasi yang dianjurkan para pelaku ekonomi dari media-media.
"Bisa juga rugi karena high risk, high gain. Ini karena kita tidak tahu tentang pasar emas. Oleh karena itu update terus berita tentang emas dan rekomendasi," ujar Alfred.
Alex menyarankan, seluruh masyarakat tetap bisa berinvestasi dalam keadaan apapun. Baik sedang krisis, ketidakpastian (bencana alam), maupun saat inflasi tinggi. Hal ini untuk keperluan masa depan. Untuk itu, diperlukan investasi yang aman, tepat, dan stabil. Emaslah yang menjadi peluang emas berinvestasi.
Selasa, 06 Oktober 2009
Cetak Rekor Tertinggi, Harga Emas Kian Kinclong
Harga emas internasional kembali mencetak rekor tertingginya, setelah negara-negara Arab dikabarkan mendepak dolar dan menggantinya dengan kumpulan mata uang dan emas untuk membayar transaksi minyaknya.
Harga emas di New York Mercantile Exchange melesat hingga US$ 1.045 per ounce pada perdagangan Selasa (6/10/2009).
Beberapa jam sebelumnya, harga emas di London Bullion Market, harga emas juga menembus US$ 1.043,78 per ounce, melebihi level tertinggi yang pernah dicapai pada Maret 2008 di harga US$ 1,032,70 per ounce.
Selain oleh kabar dari negara-negara Arab, harga emas juga melonjak oleh terus merosotnya dolar AS. Analis dari Barclays Capital, Suki Cooper mengatakan, pelemahan dolar sepertinya terhubung dengan laporan the Independent soal adanya pertemuan rahasia negara-negara Arab untuk mengalihkan penggunaan dolar.
Dalam pertemuannya tersebut, negara-negara Arab dikabarkan akan menggunakan 'basket of currencies' yang berisikan yen, euro, dolar AS, emas dan mata uang lainnya untuk bertransaksi minyak.
"Ini telah menambah kekhawatiran tentang peranan dolar AS di masa depan di pasar finansial internasional," ujar Cooper seperti dikutip dari AFP.
Harga emas juga mendapatkan dukungan dari kecenderungan peningkatan inflasi. Emas dinilai investor sebagai tempat investasi yang paling aman untuk menghadang inflasi.
"Dalam lingkungan dimana suku bunga secara nyata adalah nol, maka biaya untuk berpindah ke emas adalah nihil. Ini menjadi alasan bagi investor bahwa emas lebih diinginkan," ujar Jack Ablin, analis dari Harris Private Bank seperti dikutip dari Reuters.
Harga Minyak Melonjak
Selain harga emas, harga minyak mentah dunia juga menikmati kenaikannya seiring terus melemahnya dolar AS.
Pada perdagangan kemarin, kontrak utama minyak light sweet pengiriman November naik 47 sen menjadi US$ 70,88 per barel. Sementara minyak Brent pengiriman November naik 52 sen menjadi US$ 69,56 per barel.
Negara Teluk Siap Mendepak, Dolar AS Merosot
Hong Kong - Dolar AS kembali merosot atas mata uang utama dunia. Salah satu penyebabnya adalah kabar yang menyebutkan negara-negara Teluk sedang dalam pembicaraan untuk mengakhiri penggunaan dolar dalam transaksi minyak.
Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (6/10/2009), dolar AS merosot hingga 1,4709 atas euro, dibandingkan sebelumnya di level 1,4664. Dolar AS juga merosot atas yen ke posisi 88,97 yen, dibandingkan sebelumnya di level 89,40 yen.
Harian Inggris 'The Independent ' yang mengutip sebuah sumber menyatakan, negara-negara Arab kini sedang melakukan pembicaraan serius dengan Rusia, China, Jepang dan Prancis untuk mengantikan dolar AS dengan kumpulan mata uang dan emas untuk perdagangan minyak dalam 9 tahun ke depan.
The Independent dalam headline -nya menuliskan sebuah laporan khusus dengan judul "Matinya dolar". Dalam laporan tersebut dituliskan, negara-negara Arab akan menggunakan 'basket of currencies ' yang berisi kombinasi mata uang yuan, euro, emas dan beberapa mata uang lain untuk melakukan transaksi minyak.
Pembicaraan rahasia negara-negara Teluk dengan China, Rusia, Jepang dan Prancis itu dilakukan atas prakarsa Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral keempat negara tersebut.
"Ini adalah kabar negatif dolar AS yang menggerakkan pasar dan menunjukkan bahwa bukan hanya Bank Sentral Asia yang sedang mencari jalan untuk melakukan diversifikasi untuk beralih dari dolar AS," ujar Jonathan Cavenagh, analis dari Westpack.
Harga emas tercatat masih melonjak menembus US$ 1.018,85 per ounce. Sementara mata uang Asia lainnya cukup stabil atas dolar AS, namun pasar saham Asia menguat tajam. Sedangkan nilai tukar rupiah terus menguat juga ke level 9.488 per dolar AS.
Langganan:
Postingan (Atom)