Salma Dinar adalah distributor Dinar, Dirham dan Emas batangan produksi ANTAM. Hubungi kami & SentraDinar untuk mengikuti PROGRAM KHUSUS CICIL DINAR & EMAS BATANGAN - FLAT RATE, KERJASAMA DENGAN BANK SYARIAH MANDIRI
GOLD PRICE IS IN YOUR HAND!!
Unduh gratis aplikasi pemantau harga emas kami, untuk pengguna BlackBerry klik http://www.salmadinar.com/ota dan pengguna Android klik http://www.salmadinar.com/android langsung dari device Anda
24hr Gold Dinar Chart
Minggu, 20 Juni 2010
Mengenali Jenis dan Karakteristik Emas Perhiasan
Written by : Endy Junaedy Kurniawan
Assalamualaikum
Pada tulisan pekan lalu, kami menganjurkan agar objek investasi emas kita hindarkan dari emas perhiasan. Perhiasan harus didudukkan sesuai ‘posisi’nya, yaitu sebagai ‘style’ dan ‘fashion’. Nilai manfaatnya adalah dari pemakaian, bukan dari apresiasi value. Jika kita mengharapkan hasil dari naiknya value emas kita, pilihlah emas dalam bentuk batangan dan koin, termasuk di dalamnya Dinar.
Meski demikian, di artikel kali ini kami perlu membagi kategorisasi emas perhiasan, yang mungkin jarang diketahui. Emas perhiasan, bagaimanapun, paling diminati utamanya oleh ibu-ibu dan wanita pada umumnya. Dengan mengetahui kategori emas perhiasan ini, diharapkan mereka yang tetap memutuskan untuk memiliki emas perhiasan, dapat memilah dan memilih. Sebagaimana di awal, emas perhiasan tak akan membawa untung kecuali disimpan di jangka waktu cukup panjang, melebihi panjang waktu yang dibutuhkan untuk emas jenis lain yang biasanya dalam waktu 6 bulan telah menghasilkan gain.
Dengan tahu berbagai jenis perhiaasan emas dan karakteristiknya, katakanlah harus rugi secara nominal, tingkat kerugian bisa dieliminir.
Pertama, FACTORY MADE. Yaitu perhiasan yang dibuat oleh pabrik, dibuat secara massal untuk diperjualbelikan kepada masyarakat. Biasanya selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri juga diekspor dalam jumlah besar ke luar negeri, seperti ke Yaman, Dubai dan daerah Timur Tengah lainnya. Ongkos pembuatan untuk emas perhiasan jenis ini adalah 1 - 7 %.
Kedua, HANDMADE. Yaitu emas yang dibuat dengan ketrampilan tangan para perajin emas. Dibuat berdasarkan pesanan, dan sangat tergantung kualitas desain dan kehalusan pembuatnya. Karena tak bisa massal produksinya, lebih panjang makan waktu, dan sangat tergantung kemampuan perajin, maka ongkos pembuatannya lebih tinggi, yakni 15 - 20%. Emas jenis ini di Indonesia lebih mudah dijumpai.
Ketiga, GLAMOUR. Yaitu perhiasan yang lebih sesuai jika disebut karya seni, diproduksi dengan jumlah sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan event pameran, pemotretan, pesta, peragaan busana, pagelaran dan eksebisi, dengan mengutamakan prestise. Beberapa perhiasan yang dibuat untuk pameran biasanya malah dibuat hanya satu di seluruh dunia. Biaya pembuatan perhiasan jenis ini adalah 30%. Sangat tinggi, karena komponen harganya disumbang juga oleh sesuatu yang intangible, yaitu nilai keunikan dan tingkat kesulitan pembuatannya.
Dengan demikian, jika pilihan tetap harus dijatuhkan pada perhiasan, pilihlah emas perhiasan produksi pabrik / factory made. Nilai beli dan jualnya hanya dikenakan ongkos 1 - 7%. Namun bagi yang mementingkan selera keunikan dan kelangkaan, emas ini mungkin tak bisa memenuhi harapan, karena diproduksi massal, maka model yang sama akan banyak tersebar. Selain itu, di sekitar kita, emas seperti ini lebih jarang kita temui. Susahnya pula, kita sulit mengenali jenis emas tersebut, apakah factory made ataupun handmade (sementara emas perhiasan glamour/fashion tak bisa ditemui di pasaran, dipasarkan secara khusus dan terbatas), sehingga penjual emas bisa saja mengenakan potongan ‘biaya pembuatan’ yang tak seharusnya, yaitu rata-rata 10% - 20%.
Hal-hal yang merugikan diatas, tak dijumpai pada investasi pada Dinar emas dan emas batangan. Tulisan pekan lalu telah mengulas ini. Jika ketinggalan, silakan ke discussion board group ini, ataupun www.salmadinar.com pada artikel yang berjudul “Putuskan : Emas Sebagai Fashon atau Investment”.
Wallahua’lam. Wassalam
*) diolah dari sumber : Cerdas Investasi Emas, William Tanuwidjaja, Medpress, Jakarta, 2009
Kamis, 17 Juni 2010
Prediksi Harga Emas Oleh Para Ahli-nya...
written by Muhaimin Iqbal
Bagi yang mengira bahwa harga emas dunia dikisaran US$ 1,230/oz atau di Indonesia pada kisaran Rp 367,000/gr hari-hari ini sudah ketinggian sehingga berniat menjual emas/Dinarnya atau menunda investasinya, tulisan saya kali ini barangkali bermanfaat untuk melengkapi pertimbangan Anda. Kali ini bukan pendapat saya yang dominan, tetapi saya ambilkan dari 10 ahli per-emas-an dunia yang sangat kompeten dibidangnya.
Saya sarikan prediksi harga emas oleh para ahli ini, masing-masing lengkap dengan alasannya sebagai berikut :
1. Peter Schiff (President & Chief Global Strategist dari Euro Pacific Capital)
Peter Schiff ini memprediksi harga emas akan mencapai US$ 5,000/oz – US$ 10,000/oz dalam 5 sampai 10 tahun mendatang , dengan alasan bahwa masyarakat dunia akan semakin takut dengan penurunan nilai (debasement) mata uang kertasnya menyusul serangkaian krisis ekonomi, real estate, mortgage meltdown, credit crunch, subprime debacle dan entah apa lagi nama krisis-krisis berikutnya.
2. David Rosenberg (Mantan Merril Lynch Economist, Sekarang Chief Economist & Strategist di Gluskin Scheff)
David memberikan estimasi yang menurutnya sendiri masih konservatif di angka US$ 3,000/oz dalam waktu dekat. Alasannya adalah : bila didasarkan pada rasio harga emas dan GDP tiga decade kebelakang, harga emas seharusnya berada pada US$ 5,300/oz. Bila disetarakan dengan CPI (Consumers Price Index) , maka harga emas seharusnya sudah berada pada kisaran US$ 2,300/oz. Bila rasio yang digunakan adalah rasio harga emas dengan jumlah uang M1, maka harga emas harusnya sudah berada pada angka US$ 3,100/oz.
3. Alf Field ( Tekenal di dunia sebagai World’s Best Gold Analyst)
Alf memprediksi harga emas akan berada pada rentang US 5,000/Oz – US$ 10,000/Oz. Alasannya adalah bila mengikuti trend tahun 70-an ke 80-an dimana harga emas melonjak 24.3 x dalam 1 dekade, kenaikan emas decade ini akan mencapai US$ 6,221/Oz yang merupakan perkalian harga terendah decade ini US$ 256 x 24.3. Penyebab fundamental-nya adalah krisis sekarang yang dia sebutnya sebagai systemic meltdown, dan pemerintah dunia membanjiri ekonomi dengan uang kertas untuk mengatasi krisis-krisis tersebut yang justru berdampak pada hilangnya nilai uang kertas.
4. Forextraders.Com
Situs foreign exchange ini memprediksi harga emas akan berada pada kisaran US$ 3,000/oz – US$ 4,000/oz dalam lima tahun mendatang. Alasannya orang semakin kawatir dengan kestabilan kuangan publik di AS, kekurang seriusan pemerintah menangani problem social security, kredibilitas dollar yang terus terpuruk dan kelemahan fundamental ekonomi dunia.
5. Harry Schultz (dari Newsletter berbayar : International Harry Schultz Letter)
Harry memprediksi harga emas akan mencapai US$ 6,000/Oz tanpa memberi target waktu yang pasti. Alasannya adalah harga emas akan melonjak sangat tinggi bila terjadi hyperinflasi, sedangkan hyperinflasi adalah fenomena moneter yang bisa terjadi secara dadakan, kapan saja – berbeda dengan fenomena ekonomi pada umumnya yang terjadinya secara gradual.
6. Egon von Greyerz ( Managing Derector dari Matterhorn Asset Management – Swiss)
Menurut Egon emas akan mencapai kisaran US$ 5,000/oz – US$ 10,000/oz dalam beberapa tahun mendatang. Alasannya : pertama bila real inflation seperti yang disajikan oleh Shadowstats.com digunakan untuk mengukur harga emas yang wajar, maka harga emas akan berkisar 6 kali dari harga sekarang. Kedua, realitas bahwa supply emas yang tidak akan pernah cukup untuk memenuhi demand terhadap emas yang tumbuh lebih cepat.
7. Peter Cooper ( Penulis buku “Dubai Sabbatical : The Road to US$ 5,000 Gold)
Peter memperkirakan harga emas akan mencapai US$ 5,000/oz dalam waktu yang tidak terlalu lama. Alasannya adalah saat ini pemerintah –pemerintah di dunia memaksakan rezim suku bunga yang rendah untuk mengatasi krisis; pada saat suku bunga rendah – obligasi pemerintah menjadi menarik. Namun situasi ini tidak akan bertahan lama, obligasi akan segera jatuh dan orang perlu pelarian uangnya ketempat yang aman – tempat aman apalagi yang lebih aman dari obligasi pemerintah kalau bukan emas ?. Sedangkan supply emas selalu terbatas, maka bila ada lonjakan demand – yang pasti terjadi adalah lonjakan harga.
8. Rob McEwen (Chief Executive Officer – CEO dari US Gold Corp Inc.)
Rob berpendapat bahwa harga emas akan mencapai US$ 5,000/oz dalam rentang waktu antara 2012 – 2014. Alasannya : hutang pemerintah yang terus tumbuh dan akan mencapai skala yang dia sebut sebagai horrific scale. Dari masalah hutang yang pelik tersebut , menurut Rob akhir tahun ini saja harga emas sudah bisa mencapai US$ 2,000/oz.
9. Peter Krauth (Expert kenamaan dibidang Metals and Mining Stocks).
Peter memprediksi emas akan mencapai US$ 5,000/oz dalam beberapa tahun mendatang. Alasannya adalah : potensi inflasi yang semakin besar, lonjakan demand, Central Banks tidak lagi menjadi net sellers tetapi malah menjadi net buyers, dan krisis yang terus bermunculan seperti yang terjadi di PIIGS.
10. Arnold Bock ( Komentator pada situs emas paling terkenal di dunia Kitco.com)
Menurut Arnold harga emas akan naik secara parabolic sampai mencapai US$ 10,000 pada tahun 1912. Dia memiliki enam alasan untuk prediksinya ini yaitu : a) kegagalan pemerintah-pemerintah membayar hutang; b) bangkrutnya raksasa-raksasa financial dunia; c) Inflasi dan devaluasi mata uang-mata uang dunia; d) manipulasi harga emas sehingga masih ‘ rendah’ sekarang ; e) keterbatasan supply emas dibandingkan dengan peningkatan demand-nya; f) kebutuhan untuk melabuhkan dana-dana di tempat yang aman atau safe haven.
Lantas bagaimana menurut pendapat saya sendiri ?, sekali lagi saya tidak ahli dan tidak menguasai ilmu masa depan itu – hanya Allah yang Maha Tahu apa yang akan terjadi. Hanya saja seandainya mengikuti statistik 10 tahun terakhir di Indonesia, dimana harga emas awal 2000 adalah Rp 66,000 /gram dan sekarang di kisaran Rp 367,000 /gram atau naik menjadi 5.56 kalinya dalam 10 tahun; maka saya tidak akan kaget bila dalam sepuluh tahun mendatang harga emas di Indonesia bisa mencapai Rp 2,000,000/gram atau Dinar mencapai diatas Rp 8.5 jt per Dinar. Wa Allahu A’lam.
Minggu, 13 Juni 2010
PUTUSKAN : EMAS SEBAGAI FASHION ATAU INVESTMENT, ATAU…..
written by Endy Junaedy Kurniawan
Pada tulisan sebelumnya 2 pekan lalu, kita membahas tentang nilai lebih emas sebagai objek investasi paling murah, lindung harta paling mudah. Untuk memulai investasi, bahkan mengajarkan kebiasaan menabung pada anak-anak kita, tak perlu modal besar maupun ilmu yang mendalam tentang seluk beluk emas. Kita bisa memiliki emas dengan modal berapapun, dengan cara paling mudah. Hal yang tak bisa kita lakukan dengan jenis investasi lain seperti saham, reksadana dan property.
Pada pembahasan itu, kita tak sedikitpun menyinggung tentang emas dalam bentuk perhiasan sebagai bentuk investasi. Di sekitar kita, kaum ibu dan wanita umumnya masih sering kita dengar mengungkapkan bahwa emas dalam bentuk perhiasan adalah juga termasuk satu jenis investasi.
Dalam buku-buku tentang investasi umum, maupun yang khusus membahas tentang investasi emas, kita memang tak akan pernah dapat menemukan uraian tentang emas perhiasan. Di dalam buku-buku itu, yang disebut sebagai investasi adalah GOLD BAR (emas batangan) dan COIN (koin, baik umum maupun Dinar). Perhiasan disebut bukan investasi, meski paling banyak diminati.
Mengapa ? Karena perhiasan membutuhkan jasa pembuatan tertentu dan membebankan biaya pembuatan kepada pembeli / konsumen. Bila kita datang ke toko emas dan membeli perhiasan, kita harus membayar harga emas plus ongkos pembuatannya. Sebaliknya, ketika menjual, kita juga dikenakan ‘potongan’ ongkos pembuatan.
Nah ongkos pembuatan inilah yang seringkali subjektif, dan tak standar. Toko emas juga biasa menyebut ongkos ini sebagai ‘ongkos susut’. Berapa besarannya ? Bervariasi mulai 10% s.d 20% dari harga emasnya. Praktek yang umum terjadi adalah, misalkan kita membeli emas dengan harga Rp 1.000.000, dan di hari yang sama kita menjualnya kembali, maka emas perhiasan kita bisa dihargai hanya Rp 860.000, atau tinggal 86% saja. Bandingkan dengan emas batangan (produksi Logam Mulia – Antam) yang membeli kembali dengan selisih 6% – 12% (artinya tinggal 88% - 94% nilainya) maupun Dinar (produksi Logam Mulia – Antam juga) yang akan dibeli kembali oleh agen dengan selisih maksimal 4% dari harga emas hari tersebut (atau nilainya relative tinggi, yaitu tinggal 96%).
Belum lagi jika kita menjualnya di toko lain, bukan di tempat kita membeli di awal, maka discount bisa lebih besar. Kita akan merasa tak nyaman dengan situasi ini. Tapi memang dari sanalah toko emas memperoleh keuntungan.
Apa artinya ini ? Emas dalam bentuk perhiasan tak akan menguntungkan dalam jangka waktu pendek - menengah (s.d 6 bulan) sekalipun, saat dimana emas dalam bentuk batangan dan Dinar telah menikmati hasil. Karena nilai emas per tahun menurut statistik naik 25% (bahkan saat sekarang karena krisis nilainya naik hingga 33% - 40%), maka jika kita membeli emas perhiasan, 6 bulan kemudian ketika kita perlu menjualnya, angka kenaikannya akan tergerus oleh discount ongkos pembuatan. Jadi bisa dikatakan kita malah rugi sebesar 12,5% - 14% = (1,5%).
Angka 12,5% adalah kenaikan rata-rata emas dalam 6 bulan. Angka 14% adalah discount ‘ongkos susut’ saat dibeli oleh toko emas.
Lebih parah lagi, jika perhiasan kita dinilai tak lagi ‘up-to-date’. Sehingga ketika kita menjual di toko emas tempat membeli sekalipun, emas perhiasan kita dinilai rendah (bahkan dengan diskon hingga 20%) karena tak bisa laku jika dijual langsung, harus dilebur dan dibuat ulang sebagai perhiasan. Makin rugi kita sebagai konsumen.
Investasi dalam bentuk emas perhiasan akan membawa keuntungan jika disimpan dalam waktu yang sangat panjang, dimana selisih harganya sudah cukup jauh melampaui ‘ongkos susut’nya yang besarnya 10% hingga 20%.
Sesuai fungsinya, yaitu sebagai produk fashion, emas perhiasan memberikan nilai guna (utilitas) terbesarnya adalah dalam bentuk pemakaian. Digunakan sehari-hari atau bergaya dalam kesempatan tertentu yang mencerminkan prestise, misalnya. Sebagai fashion, ada unsur selera. Jadi yang diutamakan bukan keuntungan nominal seperti emas batangan atau Dinar.
Sementara emas batangan, utilisasinya adalah murni untuk investasi dan pelindung nilai harta / asset kita.
Dinar ? Selain untuk investasi, pelindung nilai harta (hedging), juga sebagai syiar. Dinar kita tahu adalah medium transaksi orisinal yang dikenal dalam Islam selain Dirham. Keduanya, disebutkan oleh Ibnu Kholdun dalam buku Muqoddimah, bahwa Allah menciptakan dua logam mulia itu untuk menjadi alat pengukur harga / nilai bagi segala sesuatu. Kita bersiap sedia dari sekarang untuk menyongsongnya.
Jadi tampaknya kita harus memutuskan dari awal, bentuk emas seperti apa yang akan kita miliki dengan tahu berbagai konsekuensinya. Silakan pilih, emas sebagai perhiasan sebagai fashion, atau emas batangan sebagai investment. Atau ‘beyond’ keduanya, yakni untuk juga kepentingan ukhrawi dengan Dinar sebagai pilihannya.
Wallahua’lam.
Langganan:
Postingan (Atom)