GOLD PRICE IS IN YOUR HAND!!

Unduh gratis aplikasi pemantau harga emas kami, untuk pengguna BlackBerry klik http://www.salmadinar.com/ota dan pengguna Android klik http://www.salmadinar.com/android langsung dari device Anda

24hr Gold Dinar Chart

24hr Gold Dinar Chart

Sabtu, 14 Agustus 2010

REDENOMINASI DINAR ?



Ketika isyu redenominasi Rupiah ramai diperbincangkan sekitar 3 pekan lalu, dalam chit-chat di sebuah group yang saya moderasi, muncul pertanyaan “Jika redenominasi terjadi, bagaimana dengan harga Dinar?”. Saya jawab “Ya jadi Rp 1.500 dong…kan sekarang nilai Dinar Rp 1,5 jutaan”.

Terdiam lama…lalu muncul pertanyaan lagi, lebih untuk mengkonfirmasi “Nilai Dinar gimana ?”. Saya jawab “Ya tetap seperti sediakala. Redenominasi itu memotong angka nol 10 sekalipun, nilai Dinar tetap sama. Tetap bisa membeli dan ditukar komoditas apapun.” Alhamdulillah leganya.

Kemarin, rekan saya yang ikut arisan Dinar berteriak “Ayo lanjutkan arisan Dinarnya ! Dinar gak kena redenominasi. Dulu, sekarang hingga kapanpun, 1 Dinar tetap 1 Dinar, gak akan jadi 0,001 Dinar !!”.

Terpicu semangat rekan saya itu akhirnya saya berbagi tulisan ini. Tulisan ini sudah lama dibuat namun belum pernah saya keluarkan karena belum ketemu konteks yang pas. Pekan lalu saya tak lahirkan tulisan, mohon maaf karena sedang pulang kampung pra-ramadhan. Ketika lebaran nanti saya insya Allah tak mudik, karena tak ingin ikut-ikutan “metoo-ism” sebagaimana tulisan saya sebelumnya “Ramadhan, Investasi dan Metoo-ism”. Bagi yang belum kebagian silakan ke Discussion Board group ini, atau ke www.salmadinar.com.

Oke, kembali ke topik.

HARGA dan NILAI ? Dua hal yang samasekali berbeda.

Dalam ilmu tentang uang, kita diajarkan pemisahan-pemisahan definisi yang membingungkan.
Tidak sekedar membingungkan secara makna, tapi juga membuat banyak perbedaan pada tataran prakteknya.


Sebut misalnya nilai intrinsik dan nilai ekstrinsik.

Nilai intrinsik uang adalah nilai kandungan material bahan pembuat uang.
Misalkan uang logam, atau uang kertas. Yang dimaksud nilai intrinsik dalam uang logam adalah nilai kandungan logamnya. Atau dalam uang kertas, nilai intrinsik adalah nilai kertas pembuat uang itu.
Sementara nilai ekstrinsik uang adalah stempel nominal yang menempel di badan mata uang tersebut.
Dalam mata uang Singapore Dollar, misalnya 1 cent, 5 cent, 10 dan 50 cent, untuk uang logamnya. Dalam uang kertas Rupiah, ada Rp 1.000 hingga Rp 100.000.

Demikian juga, kita tahu terdapat definisi yang sangat berbeda antara nilai ekstrinsik (nominal) uang dengan purchasing power (daya beli)-nya.

Nominal, atau nilai ekstrinsik, adalah stempel angka sebagaimana disebut di atas.
Sedangkan daya beli adalah kemampuan tukarnya terhadap komoditas lain.

Dinar yang terbuat dari emas, nominalnya adalah sama dengan purchasing powernya.
Purchasing power dilihat dari kemampuan belinya terhadap komoditas lainnya. Contoh gampang : daya beli terhadap minyak bumi, atau kebutuhan pokok.

Nilai emas dan komoditas lainnya selalu naik dan turun beriring. Artinya emas menjadi penakar yang seimbang nilai komoditas yang lain. Grafik berikut menunjukkan perbandingan harga emas dibandingkan dengan harga komoditas jagung, katun, biji coklat, karet, wool, minyak zaitun, minyak kedelai, mentega, dan lainnya.

Sementara uang kertas terus melemah. Perhatikan grafik nilai USD dibandingkan harga minyak dunia, yang justru pergerakannya berlawanan. Nilai USD tak mencerminkan fungsinya sebagai penakar dan nilai tukar.

Itu sebabnya Iran dan Venezuela beberapa tahun terakhir gencar mengkampanyekan agar minyak bumi tak dipatok dengan USD lagi, tapi dengan emas yang stabil dan seimbang serta lebih diakui nilainya di seluruh dunia.

Tak hanya terhadap minyak bumi, uang kertas juga terus melemah terhadap komoditas lainnya. Cek pengalaman pribadi kita untuk mudahnya.
Uang 10.000 rupiah pada Agustus 2009 bisa membeli 1 kg gula pasir lokal.
Uang yang sama, lima tahun lagi (tahun 2014) besar kemungkinan hanya mampu membeli tak sampai 0,5 kg komoditas yang sama.

Tarik mundur juga : uang Rp 192.000 tahun 1992 bisa membeli 4,25 gram emas dalam bentuk Dinar. Sekarang, perlu uang 7 kali lipat daripada itu untuk mendapatkan jumlah emas yang sama.

**

Hakikat uang dalam pemahaman Islam, adalah sama antara nilai intrinsik dengan nilai ekstrinsiknya. Ini yang disebut mata uang yang 'adil' yang diwakili Dinar dan Dirham.

Angka 1 pada Dinar adalah simplifikasi unit account. Kandungannya tetap sama yakni emas 22 Karat seberat 4,25 gram. Uang harus gagah dilihat dari penampilannya, tapi harus gagah membeli apapun. Itulah Dinar Emas dan Dirham Perak.

Bandingkan dengan US Dollar yang value kertasnya yang terdiri dari bahan baku dan biaya cetaknya hanya 4 cents, sedangkan nilai ekstrinsiknya bisa berapapun tergantung kebijakan pembuat uang.

Biaya 4 cents dengan stempel ekstrinsik USD 1 hingga USD 100, membuat uang kertas bernilai kosong.
Itulah sebuah industri yang paling menguntungkan di muka bumi, ketika kertas yang hampa dipaksakan untuk digunakan membeli aset riil seperti ladang minyak, tambang emas dan lahan kelapa sawit.

Dan sesungguhnya uang kertas yang dikenal dengan istilah FIAT MONEY, fiat sendiri berasal dari kosakata Latin yang berarti "let it be done". Fiat money artinya mata uang yang "suka-suka".

Di Wikipedia dan investorwords.com kita temukan ciri-ciri uang fiat adalah :
- ditetapkan oleh pemerintah setempat sebagai alat tukar
- nilai tidak tetap, dan tidak di-backup komoditas lain seperti emas
- nilai intrinsiknya nol atau hampir nol

Wallahua'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment