GOLD PRICE IS IN YOUR HAND!!

Unduh gratis aplikasi pemantau harga emas kami, untuk pengguna BlackBerry klik http://www.salmadinar.com/ota dan pengguna Android klik http://www.salmadinar.com/android langsung dari device Anda

24hr Gold Dinar Chart

24hr Gold Dinar Chart

Minggu, 01 Februari 2009

Investasi yang Tak Akan Pernah Merugi


Berbicara tentang Dinar Islam, mau tak mau kita akan membicarakan pula berbagai jenis investasi yang lain. Dan berbagai tulisan, baik di blog salmadinar ini dan geraidinar.com, maupun bentuk tulisan di buku-buku dan artikel di surat kabar yang telah menunjukkan bahwa investasi dalam bentuk Dinar Islam / Dinar Emas jauh lebih menguntungkan dan mengandung kepastian lebih tinggi dibanding bentuk investasi yang lain yang “lahir belakangan” semisal : properti (tanah dan bangunan), saham, reksadana, valuta asing, maupun dinar xxxx (sebuah negara di teluk).

Dalam jangka pendek, kita sepakat untuk memandang bahwa emas / Dinar Islam adalah salah satu bentuk investasi. Dalam jangka panjang, kita sama mencita-citakan Dinar Islam yang telah dimiliki dalam jumlah cukup lumayan oleh umat muslim akan menjadi alat tukar (baca tulisan sebelumnya : Awal Proyek Besar Penyelamatan Kekayaan Umat), dan menjadi komoditas yang berfungsi lengkap, yaitu sebagai media tukar / transaksi, penyimpan nilai, dan satuan penakar.

Sementara ada investasi lain yang lebih menguntungkan yaitu bisnis / perdagangan yang barakah. Lebih detail tentang ini ada di banyak tulisan di geraidinar.com, salah satunya.
Namun, jangan dilupakan, sebagai makhluk beriman, ada investasi lain yang peringkatnya diatas semua itu. Baik dari sisi return / hasil (return-nya tak terbatas dan kekal) maupun kemudahan (ladangnya sangat luas, dimanapun dan kapanpun).
Itulah infaq dan perdagangan di jalan Allah, dalam bentuk shadaqah dan seluruh amal jariyah lainnya.

Pertama : Mengapa return-nya tak terbatas ? Karena Allah yang menjanjikan tersedianya balasan yang berlipat. Seperti Allah jelaskan melalui firman-Nya di QS Al-Baqarah 261 : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir tumbuh seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Suatu hari, Fatimah binti Rasulullah Saw. memohon kepada suaminya, Ali bin Abi Thalib, untuk membelikannya sebuah apel. Karena tak punya uang, Ali pun bekerja lebih dahulu. Uang gajinya bekerja seharian dibelikan sebuah apel. Dalam perjalanan pulang, ada seorang peminta-minta yang memohon kepada Ali agar apel itu diberikan kepadanya, karena sudah berhari-hari ia tak makan sama sekali. Tanpa pikir panjang, Ali memberikan apel itu. Sesampai di rumah, Fatimah menyambut Ali dengan ucapan, “Manis sekali apelnya, ini ada tujuh buah apel dikirim oleh Salman al-Faritsi.” Ali berkata, “Harusnya itu ada sepuluh apel, mana lagi yang tiga buahnya?” Dari balik pintu, Salman al-Faritsi menyahut, “Ya, Ali, ini yang tiga buah apel lagi ada di saya....”

Kedua : Dan mengapa kita sebut begitu mudah ? Karena Allah sediakan berbagai bentuk saluran dan objek yang bisa kita pilih sendiri, tentu setelah dengan ilmu yang Allah karuniakan, kita bisa menentukan prioritasnya. Harta bisa kita investasikan ke ketersediaan suplai pangan dan obat-obatan untuk muslim di Gaza, banjir di berbagai lokasi di nusantara, lembaga pendidikan Islam yang sering putus nafas di tengah bulan karena kurang dana dari donatur, tetangga kita yang kurang pengetahuan dan modal untuk buka usaha, atau yayasan yatim piatu di sekitar kita yang minim fasilitas karena tidak ada yang memperhatikan.

Hadis dari Abu Musa R.A. bekata bahwa Nabi SAW bersabda, "Tiap Muslim wajib bersedekah." Sahabat bertanya, "Jika tidak dapat?" Nabi menjawab, "Bekerjalah dengan tangannya yang berguna bagi dirinya dan ia dapat bersedekah." Sahabat bertanya lagi, "Jika tidak dapat," jawab Nabi, "Membantu orang yang sangat membutuhkan." Sahabat bertanya lagi, "Jika tidak dapat?" Jawab Nabi, "Menganjurkan kebaikan." Sahabat bertanya lagi, "Jika tidak dapat?" Nabi menjawab, "Menahan diri dari kejahatan, maka itu sedekah untuk dirinya sendiri."

Allahua’lam bisshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment