Salma Dinar adalah distributor Dinar, Dirham dan Emas batangan produksi ANTAM. Hubungi kami & SentraDinar untuk mengikuti PROGRAM KHUSUS CICIL DINAR & EMAS BATANGAN - FLAT RATE, KERJASAMA DENGAN BANK SYARIAH MANDIRI
GOLD PRICE IS IN YOUR HAND!!
Unduh gratis aplikasi pemantau harga emas kami, untuk pengguna BlackBerry klik http://www.salmadinar.com/ota dan pengguna Android klik http://www.salmadinar.com/android langsung dari device Anda
24hr Gold Dinar Chart
Selasa, 17 Februari 2009
Pelangi Teladan Amal
Sudah pada nonton, atau lebih dulu membaca, Laskar Pelangi ? Mudah-mudahan Anda setuju, bahwa setelah menonton film ini – tanpa bermaksud promosi – jiwa kita tiba-tiba menemukan mata air penyejuknya. Asyik kita memperhatikan aneka tingkah polah anak-anak yang lucu dan tulus, tanpa terasa kita belajar lagi makna keikhlasan, budi pekerti dan kekuatan semangat serta kebersamaan.
Kita menyaksikan pertemuan dari bakat dan kesungguhan anak-anak dusun dengan ketulusan dan pengorbanan pembimbingnya telah melahirkan keagungan budi pekerti yang luar biasa.
Seandainya kita disuguhi pilihan 5 film berkualitas yang menginspirasi seperti ini, ditambah film santai dan populer namun tetap sarat makna kebaikan, maka kita bisa bertepuk tangan melihat film-film dengan tema percintaan anak muda, seks murahan dan horor menyingkir dari bioskop-bioskop.
Seandainya kita disuguhi 10 film berkualitas lainnya lagi yang muncul simultan dan terus menerus, maka kita bisa mengucap selamat tinggal kepada film Hollywood yang secara pelan dan sistematis mengajarkan doktrin penyembahan terhadap harta dan berhala, heroisme mengada-ada dan meracuni gaya Terminator, Rambo, Rocky ataupun James Bond.
Ah, tapi kita kan tidak sedang meresensi film Laskar Pelangi itu. Lebih banyak ahlinya, dan pula telah ramai dipuji dengan banyak cara.
Mari kita melihat ”warna-warni pelangi” para sahabat Rasulullah, yang dengan mudahnya telah membuat sejarah awal Islam terajut kuat dengan indahnya. Masing-masing kepribadian yang cemerlang karena tumbuh dari akar karakter yang kuat dan murni. Mereka mewarnai yang lain, mengajarkan yang lain, demikian pula sebaliknya.
*
Salman Al-Farisi yang diangkat sebagai Gubernur Persia oleh Umar ibn Khattab tak pernah meninggalkan keahliannya menganyam meskipun telah menjabat. Gajinya sebagai gubernur selalu masuk Baitul Maal untuk kepentingan masyarakat. Dengan modal 1 Dirham ia menganyam untuk dijual seharga 3 Dirham. Hasil penjualan itu dibagi 3 : 1 Dirham untuk kebutuhan sehari itu, 1 Dirham untuk modal esok hari, dan 1 Dirham untuk bershadaqah. Begitu simpel hidupnya. Dan rakyat Persia terperangah.
**
Di keping mata uang perjuangan Islam, Muhajirin dan Anshar mencetak peran agung di masing-masing sisinya. Terperangah kota Qadisiyah menyaksikan 2 pasukan ini menyeberangi sungai yang membatasi mereka dengan kamp pasukan Persia. Bangsa Arab yang ”tak kenal air” ini menjadi begitu berani, saling bergandeng tangan, berangkulan membelah Eufrat yang deras.
Ceritanya belum usai. Rombongan besar itu tiba-tiba berhenti di tengah arus yang ganas dan semuanya membungkuk meraba-raba ke dalam riak. ”KANTONG AIRKU !! KANTONG AIRKU JATUH !”, seru salah satu anggota pasukan kaum muslimin yang kantong airnya jatuh. Hal itu membuat puluhan ribu tangan seketika mengaduk-aduk Eufrat untuk mencarinya.
Panglima Persia tercenung, dengan pedang terhunus, tenggorokannya tercekat. Hanya karena sekantong air semua pasukan mengaduk-aduk sungai raksasa. ”Lalu bagaimana kalau salah satu dari mereka terbunuh ?”
***
Alangkah besar ambisi Umar ibn Khattab untuk mengungguli ’rivalnya’ : Abu Bakar Ash Shiddiq dalam hal amal dan pengorbanan. Seorang tua pernah menolak jaminan kebutuhan darinya dengan mengatakan ”SUDAH ADA YANG MENJAMIN KEBUTUHANKU...”. Dalam pengintaian Umar keesokan harinya, ia lihat sosok kurus Abu Bakar mengendap memikul karung berisi hajat hidup si nenek.
Dalam perang Tabuk, seruan jihad harta disambut Umar dengan segera. Saat Rasulullah bertanya berapa yang ia tinggalkan untuk keluarga, Umar mengatakan ”SEBANYAK YANG AKU SERAHKAN PADA ALLAH & RASULNYA”
Tapi betap ia tercenung saat pertanyaan yang sama diajukan kepada ’rivalnya’. Abu Bakar menjawab ”CUKUPLAH ALLAH DAN RASULNYA YANG AKU TINGGALKAN UNTUK KELUARGAKU”.
Kita harus tersenyum, karena mereka telah menjadi contoh tentang urgensi sebuah kompetisi dalam amal dan pengorbanan, bahkan tentang PERLUNYA SEBUAH IRI HATI.
Semoga manfaat
-Wass-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment