Salma Dinar adalah distributor Dinar, Dirham dan Emas batangan produksi ANTAM. Hubungi kami & SentraDinar untuk mengikuti PROGRAM KHUSUS CICIL DINAR & EMAS BATANGAN - FLAT RATE, KERJASAMA DENGAN BANK SYARIAH MANDIRI
GOLD PRICE IS IN YOUR HAND!!
Unduh gratis aplikasi pemantau harga emas kami, untuk pengguna BlackBerry klik http://www.salmadinar.com/ota dan pengguna Android klik http://www.salmadinar.com/android langsung dari device Anda
24hr Gold Dinar Chart
Jumat, 28 Agustus 2009
Jangan Tinggalkan Makan Sahur
Sahur..sahur...sahur... sayup terdengar seruan dari pengeras suara di masjid membangunkan kita dari kelelapan tidur agar bersegera untuk makan sahur, untuk persiapan menjalani shaum esok harinya. Namun kadang kita malas bangkit dari kenyenyakan tidur karena kita larut dalam kekeliruan bahwa merasa tidak pentingnya makan sahur itu dan ketidak tahuan atas makna makan sahur.
Keberadaan sahur sebagai barakah sangatlah jelas, karena dengan makan sahur berarti mengikuti sunnah, menguatkan dalam shaum, menambah semangat untuk menambah shaum karena merasa ringan orang yang shaum. Makan sahur sangatlah dianjurkan Rasulullah SAW yang bersabda: “Barangsiapa yang mau bershaum hendaklah sahur dengan sesuatu" HR Ahmad 3/367] dan menyampaikan barakahnya makan sahur tersebut: “Makan sahurlah kalian karena dalam sahur ada barakah" [HR Bukhari 4/120, Muslim 1095]. Bahkan beliau juga mengingatkan untuk tidak meninggalkan makan sahur walaupun hanya dengan seteguk air karena Allah dan Malaikat-Nya memberi sahalawat kepada orang-orang yang sahur [HR Ahmad 3/12].
Oleh sebab itu seorang muslim hendaknya tidak menyia-nyiakan pahala yang besar ini dari Rabb Yang Maha Pengasih. Dan sahurnya seorang muslim yang paling afdhal adalah korma. "Artinya : Sebaik-baik sahurnya seorang mukmin adalah korma" [HR Abu Daud 2/303, Ibnu Hibban 223, Baihaqi 4/237]. Rasulullah SAW juga menamakannya dengan makan pagi yang diberkahi sebagaimana sabda beliau: “Marilah menuju makan pagi yang diberkahi, yakni sahur" [HR Ahmad 4/126 dan Abu Daud 2/303, Nasa'i 4/145]
Bangunlah untuk makan sahur dan disunnahkan mengakhirkan sahur sesaat sebelum fajar. Diriwayatkan bahwa Nabi SAW dan Zaid bin Tsabit ra melakukan sahur, ketika selesai makan sahur Nabi SAW bangkit untuk shalat subuh, dan jarak (selang waktu) antara sahur dan masuknya shalat kira-kira lamanya seseorang membaca lima puluh ayat di Kitabullah. Demikian Anas ra meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit ra : "Kami makan sahur bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian beliau shalat" Aku tanyakan (kata Anas), "Berapa lama jarak antara adzan dan sahur?" Zaid menjawab, "kira-kira 50 ayat membaca Al-Qur'an"[HR Bukhari 4/118, Muslim 1097]
Memang sebahagian besar ulama sebagaimana juga Al-Hafidz Ibnu Hajar menyatakan bahwa sahur itu sunnah, tetapi perintah Rasulullah yang dinyatakan beliau dalam hadist-hadist diatas sangatlah menekankan anjurannya untuk bersahur, baik dari sisi perintah dan keutamaan sahur itu bagi shaumnya seorang muslim, dari sisi larangan meninggalkan sahur maupun dari sisi hikmah tingginya nilai sahur sebagai pembeda antara shaum kita dengan shaumnya Ahlul Kitab [Hadits Riwayat Muslim 1096]
Akankah kita tinggalkan keberkahan dan ketinggian nilai hikmah makan sahur, hanya untuk sekedar kelelapan tidur atau hanya untuk melayani keengganan kita untuk makan atau ?
Wallahu’alam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment