Salma Dinar adalah distributor Dinar, Dirham dan Emas batangan produksi ANTAM. Hubungi kami & SentraDinar untuk mengikuti PROGRAM KHUSUS CICIL DINAR & EMAS BATANGAN - FLAT RATE, KERJASAMA DENGAN BANK SYARIAH MANDIRI
GOLD PRICE IS IN YOUR HAND!!
Unduh gratis aplikasi pemantau harga emas kami, untuk pengguna BlackBerry klik http://www.salmadinar.com/ota dan pengguna Android klik http://www.salmadinar.com/android langsung dari device Anda
24hr Gold Dinar Chart
Jumat, 27 November 2009
Manfaat Dinar
Assalamualaikum
Seperti kita ketahui bersama bahwa manfaat emas pada umumnya dan dinar khususnya dapat memproteksi nilai aset yang kita miliki besama.Bahkan tanpa disadari orangtua kita dahulu kala lebih cerdas dalam menyimpan jerih payahnya kedalam bentuk emas ini walaupun pengetahuan tentang investasinya baru sebatas ikut-ikutan saja.
Dan Hal ini mengingatkan saya pada kisah kedua orang tua yang waktu itu baru merantau dari pulau Sumatera ke jakarta dengan gagah berani hanya berbekal keterampilan masing-masing dan 3 batang emas berukuran 5 gram yang telah lama mereka kumpulkan dengan jerih payah yang berat.Alhamdulillah sesampai di Jakarta 3 batang emas berukuran 5 gram tersebut menjadi alat pembayaran uang muka bagi sebidang tanah yang sampai saat ini dapat kami rasakan manfaatnya.
Anda juga pasti masih ingat ataupun pernah melihat aset-aset berbasis emas yang dikumpulkan sedikit demi sedikit baik oleh buyut anda ataupun kedua orang tua anda.Dan biasanya mereka menyimpannya dalam waktu yang cukup panjang dengan tujuan untuk naik haji, membeli rumah, membeli kendaraan ataupun untuk mas kawin bagi anak cucunya.
Nah Terkait Mas Kawin ini saya akan berbagi cerita mengenai kedua konsumen kami yang memanfaatkan alat ukur yang adil ini dalam maskawinnya.
Konsumen pertama adalah Pak R yang berasal dari jogja, konsumen ini ujug-ujug datang ke Jakarta ke kantor Salmadinar dan meminta bantuan untuk memenuhi permintaan mahar yang diminta calon istrinya yaitu sebesar 2 dinar dan 6 dirham.Alhamdulillah dengan berkoordinasi dengan Geraidinar hal ini dengan mudah dapat kami penuhi.Adapun alasan mereka dalam memilih mahar dinar dan perak ini adalah ingin memulai kehidupan yang baru dengan alat ukur yang adil yang diaplikasikan dengan penggunaan mahar dinar dan dirham diawal kehidupan baru ini katanya.Dan pihak wanita juga terinspirasi oleh hadist dibawah ini yaitu :
Muslim meriwayatkan, Abu Salamah Ibnu Abdurrahman Radliyallaahu 'anhu berkata: "Aku bertanya kepada 'Aisyah r.a: 'Berapakah maskawin Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam.' Ia berkata: 'Maskawin beliau kepada istrinya ialah dua belas uqiyyah dan nasy'. Ia bertanya: 'Tahukah engkau apa itu nasy?' Ia berkata: 'Aku menjawab: Tidak'. 'Aisyah berkata: 'Setengah uqiyyah, jadi semuanya lima ratus dirham'. Inilah maskawin Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam kepada para istrinya."
Dan Imam Malik juga pernah meriwayatkan, Malik berkata: "Aku tidak setuju jika wanita dapat dinikahi dengan [mas kawin] kurang dari seperempat Dinar. Itu adalah jumlah terendah, yang [juga jumlah terendah] untuk mewajibkan pemotongan tangan [karena mencuri]".
Sedangkan di minggu yang sama konsumen kami yang bernama Pak F juga memanfaatkan dinar sebagai maharnya, alasannya pun tak jauh beda yaitu berniat membangun kehidupan yang baru dengan memulai menegakkan keadilan nilai ukur melalui maharnya.
Bagi rekan-rekan yang ingin menyusul langkah mereka tidak ada salahnya memberikan atau menyediakan mahar yang bernilai real yaitu dinar dan dirham, karena memulai sesuatu dengan yang baik InsyAllah akan menghasilkan Output yang lebih baik.Selain itu mahar dalam bentuk dinar dan dirham juga sudah dicontohkan pemanfaatannya oleh Rasulullah S.A.W.
Terkait Dua Event Mulia yang terjadi dalam waktu berdekatan ini maka kami Keluarga Besar Salmadinar mengucapkan Selamat menempuh hidup baru
InsyaAllah menjadi keluarga sakinnah mawaddah warohmah amin…
Wass
Minggu, 15 November 2009
Delapan Hal Yang Harus Diketahui Tentang Emas
Berikut saya sarikan tulisan dari James Turk pendiri GoldMoney – saya hanya mangambil idenya sedangkan angka-angka dan aplikasi saya ubah untuk menyesuaikan dengan Rupiah atau data yang lebih update.
1) Emas adalah komoditi yang spesial dan unik : Emas digali dari perut bumi dan terakumulasi di permukaan bumi. Emas tidak dikonsumsi, jadi jumlahnya terus bertambah. Meskipun demikian emas selalu menjadi barang langka karena seluruh emas yang ada di permukaan bumi saat ini diperkirakan hanya berkisar antara 150,000 ton – 160,000 ton saja.
2) Suply emas dunia terbatas pada yang berada di permukaan bumi :Karena tidak dikonsumsi, maka total supply emas di seluruh dunia sama dengan jumlah seluruh emas di permukaan bumi. Kenaikan setiap tahun supply ini berkisar antara 1.5% - 1.7%.
3) Emas adalah uang sepanjang zaman : Emas selalu menjadi uang dalam sejarah manusia – diakui ataupun tidak. Fakta pemerintahan-pemerintahan di dunia mengendalikan nilai uang kertasnya dengan mempengaruhi supply emas di pasar adalah sebuah pengakuan bahwa emas lah yang sebenarnya uang itu.
4) Emas adalah alternatif dari US$ dan mata uang kertas lainnya : Seluruh mata uang kertas turun nilainya dari waktu ke waktu karena uang baru selalu bisa dicetak kapan saja dan berapa saja pemerintah mau. Emaslah yang memiliki daya beli yang nyata – bukan US$ , Rupiah atau mata uang kertas lainnya.
5) Daya beli Emas stabil sepanjang zaman : Untuk ini saya sudah menulis di setidaknya dua artikel sebelumnya. Satu tulisan berdasarkan statistik modern dan satu lagi berdasarkan keimanan pada Al-Qur'an dan Al-Hadits.
6) Nilai emas ditentukan oleh pasar : Meskipun pemerintahan-pemerintahan di dunia berusaha mempengaruhi harga emas dunia, kemampuan mereka terbatas dan makin lama- makin habis pengaruhnya. Lihat tulisan saya kemarin tentang cadangan emas di bank- bank sentral seluruh dunia yang terus menurun karena digunakan untuk usaha mempengaruhi harga emas dunia.
7) Emas selalu dalam kondisi ‘Bull Market’ : Tahun 1994 harga 1 Dinar adalah Rp 111,000; hari ini 1 Dinar berharga Rp 1,355,000. Artinya emas harganya naik 10 kali lipat dalam 14 tahun terakhir. Apa yang menghalangi harga emas untuk naik 10 kali lipat lagi dalam 14 tahun kedepan ? Tidak ada !. Artinya bisa saja harga 1 Dinar akan mencapai Rp 11.5 juta pada saat anak Anda yang baru lahir sekarang – masuk SMA ! di tahun 2022 . Tapi ingat , dalam jangka pendek harga emas selalu
bergejolak naik-turun seperti yang terjadi hari-hari ini.
8) Beli emas dalam bentuk fisik (berupa koin atau batangan) dan jangan membeli emas hanya dalam bentu sertifikat : jangan terlalu mengandalkan sistem perdagangan modern yang menggantungkan pada surat berharga, surat hutang dan sejenisnya – meskipun di back-up dengan emas. Penggunaan emas secara fisik jauh lebih aman untuk keperluan investasi dan proteksi nilai.
Jadilah Seperti Lebah
Di dalam Al-Qur’an, ada tiga surah yang dinamakan dengan nama binatang atau serangga kecil yang sangat akrab dengan kehidupan kita. Tidak ada kita yang tidak tahu dengan semut, laba-laba dan lebah. Namun mungkin kita jarang memperhatikan perilaku dari ketiga serangga kecil ini padahal nama mereka disebut dalam Al-Qur’an.
Semut, serangga kecil penggemar gula ini sangat banyak kita temukan disekitar kita. Sering sekali kita lihat suatu koloni mereka yang beriring-iring sambil mengangkut sesuatu bisa jadi itu makanan atau mungkin bahan bangunan untuk sarangnya. Sepertinya semut adalah pekerja keras yang tidak pernah berhenti bekerja dan tak kenal lelah mengumpulkan makanan dan menumpuknya. Bahkan sampai-sampai mereka juga mengangkat sesuatu yang jauh lebih besar dari diri mereka sendiri baik dilakukan secara inividual atau beramai-ramai. Mereka cenderung mengumpulkan makanan dan menumpuknya hingga mungkin cukup untuk bertahun-tahun yang berlipat lebih lama dari siklus hidup mereka sendiri. Sungguh terlihat bahwa dibalik kerja keras mereka itu terdapat ketamakan yang sedemikian besarnya.
Lain halnya dengan laba-laba, serangga kecil ini sangat jauh berbeda dengan semut, tidak banyak bergerak namun binatang kecil ini sangat menyeramkan. Sarangnya yang rapuh dan lemah namun bisa menjadi tempat yang menyeramkan bagi serangga lainnya. Apapun yang terperangkap didalamnya langsung disergap oleh pemilik sarang tersebut tanpa kenal ampun. Yang mungkin diluar dugaan kita adalah sang laba-laba betina yang selalu memangsa jantannya sendiri selepas berhubungan. Bahkan telur yang menetaspun saling berdesak-desakan hingga dapat saling memusnahkan antar sesamanya. Jika dipikir memang sangat sadis.
Lantas bagaimana dengan Lebah? Lebah serangga yang biasa kita lihat ini selalu membuat rumah yang kokoh ditempat yang tinggi sehingga tidak mengganggu manusia. Disamping pekerja keras dan disiplin sesuai dengan tugasnya masing-masing, lebah juga mengumpulkan makanan dari tempat yang baik-baik dan bagus seperti bunga dan buah dan yang di ambilpun yang terbaik dari bunga dan buah tersebut yaitu sarinya. Dan makanan itupun diolah oleh lebah dijadikan bahan yang sangat bermanfaat bagi makhluk lainnya. Demikian Allah swt menjadikan mereka: “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia", kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS 16: 68-69).
Sangatlah berbeda sikap hidup ketiga serangga kecil diatas yang mungkin kita sering mengibaratkan sikap hidup manusia dengan ketiga sikap serangga kecil ini. Manusia yang berbudaya semut senang menumpuk sesuatu yang tidak dinikmatinya. Ilmu yang dituntut tidak untuk disebarkan tapi untuk kepuasan diri sendiri sehingga tidak bermanfaat. Lain halnya manusia berbudaya laba-laba yang tidak mau tau apa yang ia makan yang penting apa yang dedepannya dimakan semua. Bahkan mereka berpikir siapa hari ini yang akan menjadi mangsanya. Sebaliknya, manusia berbudaya lebahlah yang sangat dianjurkan seperti yang disampaikan Rasululah SAW: “Seorang mukmin itu bagai seekor lebah, tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang membawa manfaat dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkan.” (HR Tirmidzi).
Wallahu’alam
Senin, 09 November 2009
Warisan Yang Sangat Berharga
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS An Nisaa’ [4]:9)
Sebahagian besar dari kita mendapat amanah dari Allah berupa anak-anak yang harus kita didik dan cukupi segala kebutuhan mereka. Dan tidak ada yang lebih kita inginkan selain mewariskan kepada mereka bekal yang cukup untuk kelak menjalani kehidupan mereka dengan baik. Bekal itu adalah pendidikan dan materi yang cukup.
Kita sangat peduli dengan pendidikan anak-anak kita. Kita memasukkan mereka ke sekolah-sekolah yang menurut kita, sangat baik kualitasnya. Kita juga memberi kesempatan kepada mereka untuk menempuh jenjang pendidikan setinggi-tingginya demi untuk prestasi mereka dan prestise kita sendiri sebagai orang tua.
Demikian juga dengan harta. Tidak ada seorang orangtua pun di dunia ini menginginkan anaknya hidup susah kelak ketika dewasa. Lebih-lebih ketika kita pernah merasakan kesusahan itu. Kita sebagai orangtua berusaha untuk mengumpulkan harta dengan segala daya upaya agar dapat kita wariskan kepada anak-anak kita. Ketika kita dapat mewariskan harta yang cukup untuk kebutuhan pendidikan mereka, kita berusaha untuk mewariskan rumah untuk mereka. Dan jika inipun sudah terpenuhi, kita masih ingin lebih lagi yaitu mewariskan usaha yang kita miliki untuk mereka. Tidak pernah habis-habisnya keinginan kita agar mereka tidak merasakan kesusahan di masa mendatang.
Bagaimana dengan pendidikan agama anak-anak kita? Kita mungkin berpikir, bahwa dengan memasukkannya ke sebuah sekolah Islam, hal itu sudah mencukupi. Kita berpikir bahwa disana mereka telah mendapat pengajaran tentang sholat, puasa, berdoa dan lain-lain. Tapi hal itu bisa jadi tidak sesuai dengan harapan kita. Ketika anak-anak kita telah beranjak dewasa, sering kita dapati didalam mengerjakan sholat, tidak terlihat ada kekhusukan pada diri anak-anak kita. Tidak terlihat gerakan dengan kesungguhan (tuma’ninah) yang melambangkan ketundukan seorang hamba kepada Rabb Yang Maha Agung. Kadangpun mereka berbohong ketika kita bertanya kepada mereka apakah mereka telah menunaikan sholat atau belum. Kenapa hal ini terjadi?
Dalam ayat diatas, Allah mengingatkan hamba-Nya bahwa dalam mendidik anak, hendaklah kita selalu merasa cemas dengan keadaan yang akan dihadapi pleh anak-anak kita kelak. Jangan pernah merasa kita telah cukup mewarisi mereka dengan ilmu ataupun harta. Kecemasan yang terkendali akan selalu membawa kita peduli dan tanggap terhadap apa yang telah kita berikan dan apa yang akan kita berikan. Keyakinan bahwa semuanya telah cukup untuk diwariskan justru akan membawa kepada sebuah ketidakpedulian akan keadaan anak-anak kita yang bisa jadi kelak akan membawa kesengsaraan bagi sang anak sendiri.
Allah ‘Azza wa Jalla menjelaskan kepada kita di akhir ayat diatas bahwa dua hal terpenting dalam mendidik anak-anak kita adalah bekal “Taqwa” dan “Kejujuran”. Dan kita sebagai orangtua mutlak memiliki dua hal ini untuk kita wariskan kepada mereka. Bukankah dengan ketaqwaan pertolongan Allah itu akan selalu ada? Dan Allah akan memberikan rezeki kepada hamba-hamba-Nya yang bertaqwa dari arah yang tidak ia sangka-sangka (QS Ath thalaaq [65]:3) dan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya (QS Ath Thalaaq [65]:4)? Bukankah ini sebuah bekal yang cukup bagi anak-anak kita kelak? Demikian juga “kejujuran” yang menjadi fondasi hubungan antar manusia. Tanpa kejujuran, seorang hamba pasti akan mendapat kesulitan dalam membina hubungannya dengan manusia lain.
“Hai orang-orang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besarlah kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan (berbohong).” (QS Ash Shaff [61]:2-3)
Hendaklah kita memperhatikan sebuah riwayat dari seorang sahabat Rasulullah saw, Ibnu Abbas ra. ketika beliau masih kecil (lebih kurang berumur 10 tahun). Kisahnya amat dapat menjadi teladan bagi kita dalam mendidik dan mewariskan sesuatu kepada anak-anak kita.
Ketika aku (Ibnu Abbas ra.) masih kecil, aku pernah dipanggil oleh Rasulullah saw dan berkata dengan lembut: “Nak, aku ingin sekali mengajarkan kepadamu beberapa hal yang akan menjadi bekal engkau sampai ajal datang menghampiri.” “Apa itu ya Rasulullah?” Jawabku. Rasulullah menjawab, “Jagalah (perintah) Allah, pasti Dia akan menjaga dirimu. Jagalah (larangan) Allah, pasti engkau akan dapati Allah selalu berada dihadapanmu. Jika engkau ingin sesuatu, mintalah kepada Allah. Jika engkau mengharap akan pertolongan, mintalah pertolongan itu kepada Allah. Ketahuilah, jika seluruh manusia bersatu untuk memberikan kebaikan (manfaat) kepadamu hal itu tidak akan pernah terjadi kecuali Allah menghendakinya. Dan jika seluruh manusia bersatu hendak mencelakakan dirimu niscaya mereka tidak akan pernah mampu melakukannya tanpa kehendak Allah jua. Telah diangkat pena dan telah kering tinta pada lembaran-lembaran taqdir. (HR At-Tirmidzi)
Wallahu ‘alam Bissawab…
Rule by paper or gold, politicians or markets?
Last week the price of gold rose to $1,100, the highest ever recorded. Gold is still an important measure of the world economy. The theory of the 19th-century gold standard was that gold was "real money" in the same way as landed property was "real estate." All types of paper money are capable of being created by banks or governments, so the supply is potentially unlimited. It was observed that gold holds its purchasing power over centuries, whereas paper money tends to depreciate towards the value of zero.
Of course, the rise in the gold price reflects the weakness of the dollar as well the strength of gold. I have been writing about the significance of the gold price since the early 1970s. The latest rise in price reflects the significance of gold as part of the world's monetary reserves.
The immediate cause of the rise was a purchase of 200 tonnes of gold bullion by the Reserve Bank of India from the International Monetary Fund. The Indian purchase is quite large in terms of the gold market, but not particularly large in terms of the Indian reserves. India's reserves now amount to $277 billion, of which this new purchase of gold amounts to only $6.7 billion.
The significance of the purchase is that it may be the start of a new phase in the struggle between gold and paper. Since 1971, when President Nixon ended the convertibility of the dollar into gold under the Bretton Woods Agreement, the world's central banks have tended to be net sellers of gold and net buyers of dollars. Now the Indians have decided that they have more dollars than they want.
Already Sri Lanka has followed the Indian lead, with a purchase of five tonnes of gold. If the new fashion spreads, and particularly if it is joined by China, then Asia would have decided that it is better to have gold which is rising in value than an unlimited supply of dollars which are falling in value.
In the 19th century, bankers trusted gold precisely because they did not trust other bankers, or the paper that other bankers issued. They could hold gold in their own vaults; it would not be dependent on other people's debts or on the printing of paper money. Most central bankers still believe that the purchasing power of money is ultimately determined by the quantity that is created.
Asian bankers know that the West, and particularly the US, has been creating new money in huge and unprecedented quantities. They must assume that this increase in the creation of dollars will result in a fall in the purchasing power of the dollar itself. China may or may not join in the movement to buy gold, but the logic of the market would justify it doing so. Why should China go on losing in dollars when the gold price is rising?
This new logic extends outside gold and outside currencies. The real struggle between gold and paper is a struggle for power. If paper money is the dominant form of currency, as it is at present, then the ultimate governors of the world economic system are the bankers who have the power to create money.
If, however, gold is regarded as the ultimate standard, as "real money," then the market decides the valuation. The floating rate system that emerged after 1971 depends on relatively stable relationships between different currencies. If countries develop a preference for gold over paper, then paper currencies will have to demonstrate that they have a stable value in gold, as they did in the years before 1971.
This may help to explain the strange events that occurred in the G20 finance meeting at St. Andrews. In the 1970s an American economist, James Tobin saw very clearly the speculation that would arise after Nixon ended the convertibility of the dollar into gold. Tobin, who later won a Nobel Prize, knew that gold had been the standard by which other currencies were valued. Once that was removed, he feared a growth of excessive speculation, such as the inflation of the 1970s, or the successive bubbles of recent years. He thought that this speculation could be controlled if it were taxed. He advocated a new transaction tax.
At St. Andrews, Gordon Brown unexpectedly advocated the adoption of a global Tobin tax. He was immediately repudiated by Timothy Geithner, the US Treasury Secretary, and by Dominique Strauss-Kahn, the head of the IMF. The proposed global Tobin tax has the support of Oxfam and of some left-wing economists, but without American support, it does not have the least chance of being adopted.
The Swedes experimented with a national transaction tax in the 1980s. It did not work because bankers avoided paying tax by transferring transactions to markets in which it was not imposed. The tax had to be abandoned in the early 1990s. This negative history must have been known to Mr Brown; perhaps the clumsiness of his diplomacy reflects the pressure he is feeling.
In Britain there is an urgent need for a new tax base. One can take almost any very large figure as the sum needed to balance the budget. At some point Britain will have to raise taxes and cut expenditure. It is hard to see where this additional revenue can be found.
No doubt it would be helpful to Mr Brown if the other governments would join him in policing a worldwide transaction tax on the banks. Britain would be a major beneficiary. Like the US, Britain has a combination of very large bank debts with a very large budget deficit. As a response to the recession, large sums of money have been injected into these economies. That has eroded global confidence in the pound and dollar.
If there is no Tobin tax, it will be difficult to rebuild confidence in these currencies, and the Tobin tax is not going to happen, if only because it would not work. Two factors emerge. Gold will be a stronger reserve currency than paper, and the market will increasingly decide national policies. "You can't buck the market," whether in taxes, in dollars or in gold.
Minggu, 01 November 2009
20 Kebangkrutan Terbesar AS
Washington - Bank UKM terbesar di AS, CIT Group akhirnya mendaftarkan perlindungan kebangkrutan pada Minggu (1/11/2009). Kebangkrutan bank yang sudah menerima dana bailout pemerintah AS sebesar US$ 2,33 miliar itu kini menjadi salah satu yang terbesar di AS.
CIT didirikan pada tahun 1908 dan mencatat sejarah sebagai salah satu bank untuk segmen UKM yang terbesar di AS. Seiring terjadinya krisis, CIT Group pun tak luput dari goncangan.
CIT berharap statusnya sebagai kreditor sektor UKM bisa memenangkan dukungan politik setelah berjuang keras sejak awal tahun ini. Namun pada Juli, Federal Deposit Insurance Corp menolak untuk menjadi penjamin dalam penerbitan surat utang CIT. Perseroan pun harus berjuang keras untuk mencari pendanaan sendiri.
Sebuah kelompok pemegang obligasi CIT akhirnya memberikan pinjaman sebesar US$ 3 miliar pada Juli. Para pemegang saham juga bersedia menukar surat utang lama sebesar US$ 1 miliar dengan surat utang baru.
Langkah tersebut memang memberikan waktu bagi CIT untuk bernafas, meski masih memiliki utang yang tidak dijamin dan jatuh tempo pada November sebesar US$ 800 juta. Dan lebih dari US$ 3 miliar utang yang tidak dijamin jatuh tempo pada akhir Maret.
Pekan lalu, CIT berhasil mengamankan tambahan pendanaan sebesar US$ 4,5 miliar dari investor yang akan membantu mereka melewati proses kebangkrutan. Icahn pada Jumat lalu juga telah sepakat untuk memberikan fasilitas kredit sebesar US$ 1 miliar.
CIT akhirnya mendaftarkan perlindungan Chapter 11 di pengadilan Manhattan demi memperlancar proses restrukturisasi utangnya. Bank yang sudah berusia 101 tahun itu melaporkan total aset sebesar US$ 71 miliar dengan liabilities US$ 65 miliar, sehingga tercatat sebagai salah satu rekor kebangkrutan terbesar.
Berikut daftar 20 kebangkrutan terbesar di AS berikut nilai asetnya sejak tahun 1980, yang dikutip dari AFP, Senin (2/11/2009).
1. Lehman Brother (bank), 15 September 2008, US$ 691 miliar
2. Washington Mutual (bank), 26 September 2008, US$ 327,9 miliar.
3. WorldCom (telekomunikasi), 21 Juli 2008, US$ 103,9 miliar.
4. General Motors (otomotif), 1 Juni 2009, US$ 91 miliar.
5. CIT (bank pinjaman), 1 November 2009, US$ 71 miliar.
6. Enron (perdagangan energi), 2 Desember 2001, US$ 65,5 miliar.
7. Conseco (asuransi), 17 Desember 2002, US$ 61,4 miliar.
8. Chrysler (otomotif), 30 April 2009, US$ 39,3 miliar.
9. Pacific Gas and Elctric (utilitas), 6 April 2001, US$ 36,1 miliar
10. Texaco (minyak), 21 April 1987, US$ 34,9 miliar.
11. Financial Corporation of America (bank), 9 Seotember 1988, US$ 33,8 miliar.
12. Refco (perdagangan), 17 Oktober 2005, US$ 33,3 miliar.
13. Indymac (bank), 31 Juli 2008, US$ 32,7 miliar.
14. Global Crossing (telekomunikasi), 28 Januari 2002, US$ 30,1 miliar.
15. Bank of New England (bank), 7 Januari 1991, US$ 29,7 miliar.
16. Lyondell (kimia), 6 Januari 2009, US$ 27,4 miliar.
17. Calpone (perusahaan listrik), 20 Desember 2005, US$ 27,2 miliar.
18. New Century Financial Corporatuon (perdagangan), 2 April 2007, US$ 26,1 miliar.
19. United Airlines (maskapai), 9 Desember 2002, US$ 25,2 miliar.
20. Colonial Bank (bank), 14 Agustus 2009, US$ 25 miliar.
Pertolongan Allah Pasti Datang
Selama 21 tahun berjuang berusaha menyebarkan Islam di tanah Arab, baik 13 tahun masa penyebaran secara sembunyi-sembunyi di Makkah sebelum hijrah, ataupun 8 tahun di Madinah sebelum menaklukkan Makkah, kerap sekali membuat Rasulullah saw beserta para pengikut-pengikut setianya (para sahabat) berkecil hati, sedih, ragu-ragu, dan kurang yakin akan datang masa kemenangan Islam, meskipun hal itu tidak terucap langsung dari perkataan, tapi dari air muka atau yang tergubris dihati mereka Allah Maha Tahu. Hal ini disebabkan karena sedemikian hebatnya penderitaan mereka selama perjuangan tersebut yang mengorbankan harta, darah dan bahkan nyawa mereka sendiri, namun kemenangan dan pertolongan Allah belum juga menjelang sebagaimana yang dijanjikan Allah: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu
Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah". Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. 2:214). Sampai Rasulullah saw sendiri dan sahabatnya selalu bertanya didalamhati mereka, kapan hari yang dijanjikan itu akan terwujud.
Akhirnya memang terwujud apa yang dijanjikan Allah swt, karena Allah swt tak pernah mengingkari janjinya tapi hanya menunggu waktunya saja akan dikabulkan, dan jatuhlah kota Makkah ketangan kaum Muslimin yang mana penduduk Makkah takluk kepadanya dan tidak melawan. Runtuhlah segala kedaulatan berhala yang selama ini tegak di kota Makkah dengan masuknya sekitar 12.000 tentara Muslimin dan hancurlah berhala-berhala yang bertebaran disekeliling Ka’bah yang biasanya disembah oleh penduduk Makkah selama ini. Dan merekapun berbondong-bondong datang kepada Rasulullah saw untuk datang menyatakan diri mereka mulai saat itu mengakui Islam sebagai agama mereka dengan mengucapkan kalimah Syahadat. Demikian yang diterangkan Allah swt: “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, (QS. 110:1-2). Allah swt melanjutkan di ayat berikutnya dengan memberi peringatan kepada kaum Muslimin untuk tidak mabuk kemenangan tetapi hendaklah bersyukur memuji Allah swt. “maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (QS. 110:3).
Nach.. dengan kemenangan yang diraih oleh kaum Muslimin ini hendaklah mereka tidak mabuk dengan kemenangan, tidak takabbur dan lupa diri, karena sesungguhnya kemenangan itu hanya datang dari Allah. Kemenangan itu bukan hasil tenaga mereka tetapi adalah kekuatan Allah melalui tangan-tangan mereka. Dan semua itu semata-mata karunia Allah untuk mereka. Dan justru hendaknya mereka lebih merendahkan diri dan hanya mengakui kebesaran Allah dan kesucianNya. Hendaknyalah mereka isi kegembiraan mereka itu dengan bertasbih, bertahmid, bertahlil serta puji-pujian yang tidak putus-putus sebagai rasa syukur atas segala karunia yang diberikanNya itu. Dan di akhir ayat, Allah memerintahkan mereka untuk membersihkan hati mereka kembali dari prasangka-prasangka yang kurang baik kepada Allah swt selama ini, dan kembali mempertautkan rasa kasih dan mesra kepada Sang Pemberi Kemenangan tersebut yang lebih dari pada sebelumnya, dan taubat dari pada kegoncangan fikiran dan keragu-raguan yang mendatang dalam hati mereka yaitu lebih dengan menyempurnakan kepercayaan kepada Allah.
Hikmah yang terkandung dalam Surah An-Nashr ini sangatlah dalam yakni memperkuat keyakinan kita sebagai seorang muslim bahwa pertolongan Allah swt itu pasti akan datang bagi hambanya yang berjuang di jalanNya, janganlah kita meragukannya. Dan perlu kita yakini bahwa kebenaran itu tidak pernah kalah pada kejahatan, cahaya itu tidak pernah dikalahkan oleh kegelapan walaupun itu hanya setitik cahaya. Setelah kemenangan dicapai hendaklah kita jangan lupa diri bahwa itu semua adalah kehendak Allah swt., dan seyogyanya lah kita selalu mengagungkannya serta bersyukur dan mohon ampun atas prasangka-prasangka kita padaNya sebelumnya.
Wallahu'alam
Langganan:
Postingan (Atom)