Salma Dinar adalah distributor Dinar, Dirham dan Emas batangan produksi ANTAM. Hubungi kami & SentraDinar untuk mengikuti PROGRAM KHUSUS CICIL DINAR & EMAS BATANGAN - FLAT RATE, KERJASAMA DENGAN BANK SYARIAH MANDIRI
GOLD PRICE IS IN YOUR HAND!!
Unduh gratis aplikasi pemantau harga emas kami, untuk pengguna BlackBerry klik http://www.salmadinar.com/ota dan pengguna Android klik http://www.salmadinar.com/android langsung dari device Anda
24hr Gold Dinar Chart
Minggu, 15 November 2009
Jadilah Seperti Lebah
Di dalam Al-Qur’an, ada tiga surah yang dinamakan dengan nama binatang atau serangga kecil yang sangat akrab dengan kehidupan kita. Tidak ada kita yang tidak tahu dengan semut, laba-laba dan lebah. Namun mungkin kita jarang memperhatikan perilaku dari ketiga serangga kecil ini padahal nama mereka disebut dalam Al-Qur’an.
Semut, serangga kecil penggemar gula ini sangat banyak kita temukan disekitar kita. Sering sekali kita lihat suatu koloni mereka yang beriring-iring sambil mengangkut sesuatu bisa jadi itu makanan atau mungkin bahan bangunan untuk sarangnya. Sepertinya semut adalah pekerja keras yang tidak pernah berhenti bekerja dan tak kenal lelah mengumpulkan makanan dan menumpuknya. Bahkan sampai-sampai mereka juga mengangkat sesuatu yang jauh lebih besar dari diri mereka sendiri baik dilakukan secara inividual atau beramai-ramai. Mereka cenderung mengumpulkan makanan dan menumpuknya hingga mungkin cukup untuk bertahun-tahun yang berlipat lebih lama dari siklus hidup mereka sendiri. Sungguh terlihat bahwa dibalik kerja keras mereka itu terdapat ketamakan yang sedemikian besarnya.
Lain halnya dengan laba-laba, serangga kecil ini sangat jauh berbeda dengan semut, tidak banyak bergerak namun binatang kecil ini sangat menyeramkan. Sarangnya yang rapuh dan lemah namun bisa menjadi tempat yang menyeramkan bagi serangga lainnya. Apapun yang terperangkap didalamnya langsung disergap oleh pemilik sarang tersebut tanpa kenal ampun. Yang mungkin diluar dugaan kita adalah sang laba-laba betina yang selalu memangsa jantannya sendiri selepas berhubungan. Bahkan telur yang menetaspun saling berdesak-desakan hingga dapat saling memusnahkan antar sesamanya. Jika dipikir memang sangat sadis.
Lantas bagaimana dengan Lebah? Lebah serangga yang biasa kita lihat ini selalu membuat rumah yang kokoh ditempat yang tinggi sehingga tidak mengganggu manusia. Disamping pekerja keras dan disiplin sesuai dengan tugasnya masing-masing, lebah juga mengumpulkan makanan dari tempat yang baik-baik dan bagus seperti bunga dan buah dan yang di ambilpun yang terbaik dari bunga dan buah tersebut yaitu sarinya. Dan makanan itupun diolah oleh lebah dijadikan bahan yang sangat bermanfaat bagi makhluk lainnya. Demikian Allah swt menjadikan mereka: “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia", kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS 16: 68-69).
Sangatlah berbeda sikap hidup ketiga serangga kecil diatas yang mungkin kita sering mengibaratkan sikap hidup manusia dengan ketiga sikap serangga kecil ini. Manusia yang berbudaya semut senang menumpuk sesuatu yang tidak dinikmatinya. Ilmu yang dituntut tidak untuk disebarkan tapi untuk kepuasan diri sendiri sehingga tidak bermanfaat. Lain halnya manusia berbudaya laba-laba yang tidak mau tau apa yang ia makan yang penting apa yang dedepannya dimakan semua. Bahkan mereka berpikir siapa hari ini yang akan menjadi mangsanya. Sebaliknya, manusia berbudaya lebahlah yang sangat dianjurkan seperti yang disampaikan Rasululah SAW: “Seorang mukmin itu bagai seekor lebah, tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang membawa manfaat dan jika menimpa sesuatu tidak merusak dan tidak pula memecahkan.” (HR Tirmidzi).
Wallahu’alam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment