GOLD PRICE IS IN YOUR HAND!!

Unduh gratis aplikasi pemantau harga emas kami, untuk pengguna BlackBerry klik http://www.salmadinar.com/ota dan pengguna Android klik http://www.salmadinar.com/android langsung dari device Anda

24hr Gold Dinar Chart

24hr Gold Dinar Chart

Minggu, 04 Juli 2010

SYUKURLAH, ONGKOS NAIK HAJI TERUS TURUN


written by : Endy Junaedy Kurniawan

Judul boleh provokatif, tapi benarkah ? Benar dan Salah.
Salah jika kita menilainya dengan uang kertas.
Benar jika kita memvaluasinya dengan Dinar / Emas.

Kira-kira setahun yang lalu kita pernah mengangkat tema yang mirip dengan judul 'Emak, Naik Hajilah dengan Menabung Dinar'.
Sekarang kita angkat lagi masalah ini, karena hampir sebagian besar ummat muslim di Indonesia menabung dalam jangka waktu cukup panjang untuk berhasil berangkat haji. Sedikit demi sedikit menyisihkan dari keuntungan perdagangan, gaji sebagai karyawan, maupun hasil panen pertanian.
Selain itu, haji adalah ibadah yang 'seputaran' kita. Datanya terbuka dan kita semua tahu.
Mungkin ada diantara kita yang menabung mulai biaya haji Rp 8 juta, hingga kini sekitar Rp 34 juta, dan belum juga berangkat.
Akhirnya dengan terpaksa jual asset untuk menutup kekurangan, lahan pertanian misalnya. Fine. Lunaslah biaya haji, lalu kita masih harus menunggu 4 - 5 tahun untuk masuk quota. Dalam proses menunggu itu, bisa saja biaya haji naik lagi. Buntung, apalagi lahan pertanian sudah ludes terjual.

Awareness ini perlu terus dibangun agar kita bisa mengalokasikan dana untuk menabung haji dengan lebih tepat.
Makin panjang perencanaan keuangan, contohnya untuk berhaji ini, makin pas dan menguntungkan jika kita menabung Dinar / emas.
Haji adalah ibadah total, kita harus mengerahkan energi spiritual, juga fisik dan finansial. Biarlah kita menabung dengan cara yang baik dan menguntungkan, agar sisa waktu persiapan kita bisa diarahkan untuk persiapan spiritual dan fisik secara optimal.

__

Hampir setiap tahun, ONH (Ongkos Naik Haji), atau sekarang disebut BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) naik antara 7% - 10%.
Penyebabnya macam-macam : kenaikan harga pelayanan ibadah haji (biaya pemondokan, kesehatan dan transportasi) yang ditetapkan negara Arab Saudi, harga minyak (harga minyak mempengaruhi biaya avtur pesawat, sehingga mempengaruhi pula biaya tiket), serta kurs rupiah yang melemah terhadap US Dollar.
Yang terakhir ini penyebab paling menakutkan yang bisa memicu naiknya harga ONH hingga berlipat-lipat.

Tahun 1970 Ongkos Naik Haji hanya Rp 182.000.
Tahun 1988, hampir dua puluh tahun setelahnya, ONH adalah Rp 4.780.000
Pada 1998, ONH senilai Rp 8.805.000
Persis tahun berikutnya, 1999 - 2000, setelah terjadi krisis ekonomi besar yang melanda Indonesia dan dunia, biaya haji naik hingga Rp 21,5 juta.
Pada 2008, ONH menjadi 32.400.000.
Tahun ini, ONH sekitar Rp 34 juta.

Sebaliknya dengan menabung dalam Dinar emas, ONH terus turun. ONH dengan Dinar mengalami penurunan rata-rata 12%-20% per tahun.

Menabung dalam bentuk uang kertas menghadapi banyak ketidakpastian yaitu :
1. Kenaikan biaya layanan haji itu sendiri
2. Kurs mata uang rupiah terhadap mata uang lain, terutama US Dollar. Hampir seluruh komponen pelayanan haji tergantung pergerakan US Dollar.
3. Inflasi dalam negeri yang mempengaruhi naiknya harga komponen layanan haji

Di sisi lain, penguatan emas berkebalikan dengan memburuknya kondisi ekonomi. Berapapun tingkat kenaikan biaya haji, buying power Dinar emas terus menguat.

Jika ONH harus naik 10% sekalipun, Dinar emas yang naik hingga 25% per tahun tetap bisa melewatinya.
Bahkan se-ekstrim krisis 1997/1998 sekalipun, ketika ONH naik 3 kali lipat, daya beli emas naik hingga 4 kali lipat.
Ketika pada 1998 seorang dengan dana Rp 9 juta sudah siap berhaji ternyata harus gigit jari karena biaya haji naik tiga kali lipatnya, orang-orang yang menyimpan emas untuk biaya hajinya justru bisa berangkat haji bersama 1 orang lainnya.

Dengan memperhitungkan ONH dan pergerakan harga Dinar emas, mari kita perhatikan data historis tabungan haji dalam bentuk Dinar :

ONH tahun 1997 (sebelum terjadi krisis) : 97 Dinar (ketika itu harga Dinar adalah Rp 94.000)
ONH tahun 2000 : 70 Dinar
ONH Tahun 2003 : 50 Dinar
ONH Tahun 2007 : 30 Dinar
ONH Tahun 2010 : 22 Dinar (saat ini harga Dinar adalah berkisar Rp 1.500.000)

Situasi inilah yang menjadi dasar 'shahih'nya fakta bahwa jika menabung dalam uang kertas, besar kemungkinan seumur hidup Anda tak akan bisa naik haji sama sekali.
Katakanlah seorang pekerja dengan penghasilan sangat minim, tapi sangat bersungguh-sungguh ingin berhaji dan menabung mulai tahun 1985 s.d 1999 (13 tahun), berhasil mengumpulkan Rp 9.000.000.
Akan tetapi pada tahun 1999 ONH naik berlipat 3, dari Rp 8,8 juta menjadi Rp 21,5 juta.

Dengan pola menyisihkan penghasilan yang sama dalam bentuk tabungan, bisa jadi hingga sekarang dia tak akan bisa berhaji, karena ONH telah mencapai Rp 34 juta.
Seandainya pada tahun 1998 dia 'hijrah' ke Dinar untuk hajinya, maka pada tahun ini dia bisa berangkat haji berempat.
Mengapa ? Karena dana Rp 8,8 juta pada tahun 1998 bisa membeli 97 Dinar.
Sementara saat ini, untuk berhaji hanya perlu 22 keping Dinar.

Bahkan Anda yang menabung dengan Dinar emas untuk haji, bisa meningkatkan kualitas hajinya.
Apabila trend harga Dinar emas insha Allah berlanjut, kita bisa pergi haji hanya dengan 10 Dinar saja pada tahun 2015 – atau ONH plus hanya dengan sekitar 20 Dinar saja.

Keputusan harus Anda ambil. Dengan Dinar - mata uang emas yang daya belinya tidak pernah rusak oleh inflasi maupun faktor nilai tukar, perencanaan haji Anda menjadi jauh lebih aman.

Catatan :
- Jamaah haji juga perlu biaya-biaya lain di luar ONH atau BPIH. Yaitu biaya bimbingan haji (jika masuk dalam rombongan/kafilah), perlengkapan haji, dan biaya yang ditinggalkan untuk kebutuhan keluarga selama berhaji
- Setidaknya dalam kondisi sekarang, perlu tambahan dana sekita Rp 10 juta di luar BPIH
- Tambahan biaya ini juga perlu diperhitungkan dalam merencanakan / menabung untuk haji

Wallahua'lam

1 komentar:

  1. Mantabs !!!
    Semoga saya & klg dapat menjadi tamu Allah di tanah suci-Nya dalam waktu < 5 thn. Amiin....

    Btw, mana lebih menguntungkan antara tabungan dinar emas vs tabungan emas batangan (atau membeli emas batangan)?
    Kemana saya harus menabung untuk dinar emas/emas batangan?
    Tks.

    BalasHapus

Comment